• Beranda
  • Berita
  • Taiwan sebut perusahaan chipnya akan patuhi aturan baru AS

Taiwan sebut perusahaan chipnya akan patuhi aturan baru AS

14 April 2021 16:59 WIB
Taiwan sebut perusahaan chipnya akan patuhi aturan baru AS
Ilustrasi: Superkomputer, seperti mesin "Discover" NASA yang dikembangkan AS. (Foto oleh Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA)

Perusahaan kami, baik itu produsen atau eksportir, harus bertindak sesuai dengan aturan kami.

Taiwan pada Rabu mengatakan perusahaan chipnya akan mematuhi aturan baru Amerika Serikat (AS) setelah Washington pekan lalu menambahkan tujuh entitas superkomputer China ke sebuah daftar hitam ekonomi.

Satu perusahaan pembuat chip yang berbasis di Taipei menghentikan pesanan dari salah satu entitas superkomputer China yang disebutkan dalam daftar hitam tersebut.

Departemen Perdagangan AS mengatakan tujuh entitas China "terlibat dengan pembuatan superkomputer yang digunakan oleh para aktor militer China untuk upaya modernisasi militer yang mendestabilisasi dan/atau program senjata pemusnah massal."

Perusahaan atau entitas lain yang masuk dalam daftar hitam AS itu diharuskan untuk mengajukan lisensi dari Departemen Perdagangan AS dan menghadapi pengawasan ketat ketika mereka meminta izin untuk menerima barang dari para pemasok asal AS.

Baca juga: AS berencana bangun superkomputer tercepat di dunia
Baca juga: Superkomputer Tercepat Ada di China


Perusahaan-perusahaan pembangkit tenaga teknologi Taiwan adalah pemasok utama semikonduktor secara global, dan kepala departemen ekonomi Taiwan Wang Mei-hua mengatakan perusahaan tersebut akan mengikuti aturan Taiwan dan AS.

"Perusahaan kami, baik itu produsen atau eksportir, harus bertindak sesuai dengan aturan kami. Tentu saja Amerika Serikat memiliki aturan baru, dan perusahaan kami akan memperhatikan dan menyesuaikan dengan kriteria utama dari aturan AS," kata Wang kepada wartawan.

Langkah AS itu dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan dengan China terkait Taiwan. China tidak pernah meninggalkan penggunaan kekuatan untuk membawa pulau yang diperintah secara demokratis itu di bawah kendalinya.

Hal itu juga terjadi di tengah kekurangan semikonduktor secara global yang telah mendorong Taiwan ke panggung tengah dalam rantai pasokan teknologi.

Pada Selasa (13/4), perusahaan Taiwan Alchip Technologies Ltd mengatakan telah menghentikan produksi untuk semua produk yang terkait dengan perusahaan China Tianjin Phytium Information Technology, yang masuk dalam daftar hitam AS yang baru.

Alchip, yang mengatakan 39 persen dari pendapatannya tahun lalu berasal dari Phytium, menambahkan bahwa mereka mengumpulkan "dokumen terperinci untuk penasihat AS untuk menentukan apakah produk tersebut tunduk pada EAR (Peraturan Administrasi Ekspor)".

"Izin dari Biro Industri dan Keamanan AS akan diperoleh untuk produk Phytium jika diperlukan," kata pihak Alchip.

Saham Alchip jatuh 9,9 persen pada Rabu, yang membawa kerugian lebih dari sepertiga nilainya sejak pengumuman Departemen Perdagangan AS pekan lalu.

Secara terpisah, surat kabar South China Morning Post Hong Kong melaporkan bahwa Taiwan Semiconductor Manufacturing Company Co Ltd (TSMC), yang merupakan perusahaan kontrak terbesar pembuat chip di dunia, telah menangguhkan pesanan-pesanan baru dari Phytium.

TSMC mengatakan tidak dapat mengonfirmasi laporan tersebut, dan menolak berkomentar lebih lanjut.

Saham TSMC turun 0,5 persen pada Rabu, yakni mengungguli penurunan 1,1 persen di pasar saham Taiwan yang lebih luas.

Sumber: Reuters

Baca juga: Taiwan Luncurkan Microchip Sangat Kecil
Baca juga: Komputer Taiwan Targetkan Pangsa Pasar 30 Persen

Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021