Mengingat keadaannya pada hari sebelumnya setelah dia terinfeksi virus corona, Presiden Alberto Fernandez (62 tahun) mengatakan bahwa Argentina perlu "mengulur waktu" dalam perang melawan COVID-19 setelah kasus harian mencapai rekor pada pekan ini.
"Virus corona ini menyerang kita dan masih belum menyerah," kata pemimpin asal sayap kiri-tengah itu dalam pidato yang disiarkan televisi.
Tindakan pembatasan yang diberlakukan pemerintah Argentina itu akan membuat sekolah-sekolah ditutup di Buenos Aires dan sekitarnya mulai Senin (19/4). Selain itu, kegiatan olahraga dalam ruangan, rekreasi, serta kegiatan keagamaan dan kebudayaan ditangguhkan hingga 30 April.
Argentina mendaftarkan 25.157 kasus baru COVID-19 pada Rabu (14/4) setelah mencapai rekor 27.001 kasus pada Selasa (13/4). Negara itu telah memiliki total 2,6 juta orang terinfeksi virus corona, dengan 58.542 kematian akibat COVID-19.
Pemerintahan Fernandez, yang beraliran Peronis, sangat ingin menghindari langkah penguncian menyeluruh untuk terus menjalankan pemulihan ekonomi yang rapuh dan dengan tingkat kemiskinan yang meningkat. Namun, negara itu terpaksa memperketat aturan pembatasan akibat kenaikan tajam kasus COVID baru-baru ini.
Peronis adalah para pendukung prinsip dan kebijakan mantan presiden Argentina JuanPerón.
Pada pekan ini, gubernur Provinsi Buenos Aires mengatakan Argentina menghadapi "tsunami" kasus COVID. Namun, wali Kota Buenos Aires menentang penutupan sekolah.
Di beberapa lingkungan Buenos Aires, seperti ditayangkan televisi lokal, warga membunyikan klakson mobil dan memukul-mukul panci untuk mengekspresikan ketidaksetujuan mereka dengan tindakan penguncian tersebut.
Sumber: Reuters
Baca juga: Presiden Argentina Fernandez dinyatakan aman usai terinfeksi COVID
Baca juga: Menkes Argentina terinfeksi COVID sepekan setelah kerja
Baca juga: Argentina akan batasi penerbangan dari Brazil, Chile, Meksiko
Vaksin COVID-19 nonaktif buatan China masuki uji coba tahap 3 di Argentina
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021