• Beranda
  • Berita
  • Pasien COVID-19 ringan dan OTG boleh berpuasa di Ramadhan

Pasien COVID-19 ringan dan OTG boleh berpuasa di Ramadhan

15 April 2021 15:05 WIB
Pasien COVID-19 ringan dan OTG boleh berpuasa di Ramadhan
Ilustrasi (Pixabay)
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Junior Doctor Network (JDN), Vito A. Damay tidak melarang pasien COVID-19 bergejala ringan atau tanpa gejala (OTG) berpuasa di bulan Ramadhan, asalkan kondisinya masih memungkinkan.

"Setahu saya kalau pasien COVID-19 masih memungkinkan untuk berpuasa tidak dilarang berpuasa apalagi kalau tanpa gejala (OTG) dan bergejala ringan," ujar dia dalam diskusi via daring, ditulis Kamis.

Dalam kesempatan itu, pakar gizi klinik dari Universitas Indonesia, Putri Sakti menyarankan pasien berkonsultasi dulu ke dokter untuk memastikan kondisinya memungkinkan berpuasa atau tidak. Menurut dia, pasien terutama yang berada dalam masa pemulihan cenderung tidak bisa menyeimbangkan antara asupan makanan dan kebutuhan mereka, sehingga dapat memperburuk kondisi.

Baca juga: Tips puasa sehat bagi pasien jantung salah satunya tidak setop obat

Baca juga: Busui ingin puasa? Berikut cara menyiasatinya


Jadi, apabila setelah berkonsultasi dengan dokter kondisi tidak memungkinkan maka dia bisa mengganti puasa di bulan lain apabila sudah pulih.

"Orang sedang sakit butuh recovery, metabolismenya lebih tinggi sedangkan mereka ini konsumsi makanannya tidak bisa bagus apalagi yang (kondisi sakit COVID-19 berat), jadi dari segi asupan dan kebutuhan enggak balance malah bisa memperburuk kondisi mereka. Di Islam diperbolehkan kalau kondisi tidak memungkinkan berpuasa diganti di hari lain ketika kondisinya sudah membaik. Konsultasikan dulu dengan dokter," kata Putri.

Selama pemulihan, Putri menyarankan pasien mencukupi kebutuhan makanan mereka mulai dari memperbanyak protein nabati dan hewani rendah lemak, memvariasikan hidangan sayur dan buah agar bisa mendapatkan vitamin, mineral dan antioksidan yang juga bervariasi.

"Kalau merasa asupan tidak bisa optimal boleh dipertimbangkan suplemen, tetapi tidak boleh single dosis kecuali vitamin D (Orang Indonesia 90 persen ada gangguan genetik jadi boleh misalkan ditambah vitamin D 1000 unit). Sementara vitamin lain tidak perlu single dosis kecuali dokter menyarankan," demikian tutur dia.

Baca juga: Tips siapkan makan sahur tanpa harus hangatkan hidangan buka puasa

Baca juga: Cara mengenalkan puasa pada anak

Baca juga: Strategi pasien diabetes berpuasa Ramadhan, olahraga hingga makan

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021