Wakil Gubernur DKI Jakarta menyebut banjir yang kerap menimpa Cipinang Melayu salah satunya akibat pembangunan kawasan olahraga Gelora Bung Karno (GBK).tempat urukan itu lantas dibangun warga sebagai tempat tinggal
Riza menyebut akibat pembangunan kawasan olahraga tersebut yang membutuhkan tanah cukup banyak, untuk menguruk kawasan GBK dan pembangunannya.
Baca juga: Riza nilai rusun panggung solusi banjir di Cipinang Melayu
"Waktu dibangun GBK kan diuruk, dan tanahnya diambil dari mana-mana, termasuk di sana di antaranya lalu juga di Kalibata, Condet. Akhirnya dari lokasi yang diambil tanahnya itu, terjadi kubangan," kata Riza di Balai Kota Jakarta, Kamis.
Kemudian, lanjut Riza, akibat sulitnya mencari lahan, tanah cekungan yang lebih rendah dari sekitarnya itu dibangun oleh masyarakat menjadi pemukiman.
Baca juga: Damkar Jakarta Timur bantu penyedotan banjir di Cipinang Melayu
"Akhirnya kalau hujan jadi kubangan, karena memang letaknya itu udah pasti di bawah permukaan laut," ucap Riza.
Lebih lanjut, Riza Patria menilai rumah susun panggung akan menjadi salah satu solusi banjir menahun atau kerap terjadi setiap tahun di Cipinang Melayu, Jakarta Timur.
"Akan ada solusi, nanti dari Sumber Daya Air (SDA) mencarikan solusi terkait titik-titik sesuai kontur tanahnya, di antaranya konsep rumah susun baik sewa atau milik," kata Riza di Balai Kota Jakarta, Kamis.
Baca juga: Kali Sunter meluap, banjir rendam permukiman di Cipinang Melayu
Riza menyebutkan bahwa rumah susun di Cipinang Melayu, Jakarta Timur akan memiliki bagian bawah yang kosong menyerupai basemen.
Harapannya, kata Riza agar ketika banjir melanda kawasan itu, ruang bawah rusun akan menjadi tempat penampungan air.
"Ketika kemarau menjadi basemen jadi tempat bermain anak-anak dan sebagainya, tapi ketika hujan, banjir, itu menjadi tempat penampungan air," ujar Riza.
Banjir beberapa kali merendam permukiman warga di wilayah Cipinang Melayu. Banjir terakhir terjadi pada Rabu, 14 April 2021 hingga Kamis dinihari, 15 April 2021.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2021