Kementerian Sosial melalui Balai Besar Disabilitas Kartini Temanggung, menurunkan tim layanan dukungan psikososial (LDP) ke lokasi bencana banjir bandang di Pronvisi Nusa Tenggara Timur."Kami berupaya memulihkan trauma warga atas bencana yang terjadi beberapa waktu lalu," kata Juena Sitepu.
Kepala Balai Besar Disabilitas Kartini Temanggung Juena Sitepu dalam siaran pers di Temanggung, Jumat, menyampaikan hal ini sesuai dengan arahan Mensos bahwa balai besar harus melaksanakan layanan sampai tuntas, tidak hanya bantuan melainkan juga LDP.
Tim Balai Besar Disabilitas Kartini berhasil menjangkau dua desa di Kabupaten Alor yakni Desa Mainang dan Desa Maliepea pada Rabu (15/4). Desa tersebut terletak di Kecamatan Alor Selatan dan Kecamatan Alor Tengah Utara berjarak sekitar 40 kilometer dari ibu kota kabupaten. Sebelumnya, akses masuk ke daerah itu terputus total.
Tim yang terdiri atas psikolog, pekerja sosial, perawat, penyuluh sosial dan pejabat struktural tersebut langsung mendatangi warga yang terdampak bencana. Tiba di lokasi tim langsung melakukan pendampingan kepada korban bencana.
Baca juga: Sumatera Barat kirim rendang 1,5 ton untuk korban bencana alam NTT
"Kami berupaya memulihkan trauma warga atas bencana yang terjadi beberapa waktu lalu," kata Juena Sitepu.
Desa Maliepea, termasuk daerah yang terdampak sangat parah akibat terjangan banjir bandang dan tanah longsor. Tujuh warga dilaporkan meninggal di daerah itu.
"Masyarakat butuh pendampingan psikososial supaya tidak sampai mengalami trauma yang berkepanjangan akibat bencana ini," katanya.
Layanan psikososial yang diberikan berupa terapi peer support (dukungan teman sebaya), terapi musik, pelayanan konseling dan psikoedukasi untuk penguatan psikologis bagi penyintas.
Baca juga: Semen Padang kirim 200 kilogram rendang untuk korban bencana alam NTT
Juena berharap Tim Kartini dapat memberikan rasa simpati dan empati menambah semangat dan gairah mereka untuk beraktivitas kembali pascabencana.
"Kami berharap mereka tidak larut atas kondisi yang terjadi dan segera bangkit untuk menatap hidup yang lebih baik ke depan," katanya.
Tim LDP Balai Besar Disabilitas Kartini juga memberikan edukasi pertolongan pertama psikologis untuk relawan. Tim juga memberikan edukasi protokol kesehatan dan berbagi ratusan masker untuk mencegah penyebaran COVID-19.
Salah seorang relawan dari Forum Anak Alor (FAA) Matoneng Oisana (27) menyatakan baru kali ini mendapatkan edukasi trauma healing pascabencana.
Baca juga: Warga negara asing bantu korban bencana di Sabu Raijua
"Edukasi ini sangat berarti karena bisa membantu warga khususnya anak-anak untuk melupakan kejadian yang mereka saksikan dengan mata kepala sendiri," katanya.
Adapun Kepala Desa Welai Selatan Mainang Kristofel manilehi (51), menyatakan bersyukur atas kedatangan tim LDP Balai Kartini Temanggung.
Menurut dia warga sangat antusias mengikuti trauma healing yang diberikan.
"Kami memang sangat trauma karena secara langsung mengalami peristiwa itu dan bekasnya masih terlihat sampai sekarang," katanya.
Dia berharap dengan trauma healing, warga terdampak bencana kembali optimistis untuk memperbaiki kondisi psikologis sehingga bisa beraktivitas dengan normal kembali.
Baca juga: Wagub NTT: Tidak ada lagi desa terisolir dan tak terjangkau satgas
Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2021