"Dampak ekonomi dari kehadiran Tol Trans Sumatera ini dapat dirasakan nantinya adalah adanya penurunan biaya logistik yang mencapai 24,22 persen," ujar Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto dalam seminar daring di Jakarta, Jumat.
Budi juga menambahkan bahwa jalan tol Trans Sumatera menciptakan efisiensi waktu tempuh perjalanan, misalnya dari Lampung ke Palembang dari waktu tempuh yang semula 12 jam menjadi 5 jam.
Selain itu tol Trans Sumatera akan mendorong perkembangan pusat perekonomian baru.
Kendati demikian, Hutama Karya menyebut jalan tol Trans Sumatera masih membutuhkan suntikan dana baik untuk ruas yang telah beroperasi maupun yang dalam fase konstruksi.
"Nilai Investasi untuk ruas tol Trans Sumatera yang telah beroperasi sebesar Rp56,7 triliun dengan ketersediaan ekuitas Rp14,6 triliun dan ketersediaan pinjaman Rp36,2 triliun. Setelah kami lakukan review, ruas-ruas tol yang beroperasi tersebut mengalami penurunan angka kelayakan maka dari itu ruas ini membutuhkan suntikan dana sebesar Rp23,8 triliun untuk menurunkan pinjaman," kata Budi Harto.
Dirut Hutama Karya itu juga menyampaikan bahwa untuk ruas Trans Sumatera dalam fase konstruksi, pihaknya masih menunggu akan adanya tambahan modal untuk dukungan pembangunan sebesar Rp60,7 triliun dari rencana nilai investasi seluruhnya Rp79,5 triliun.
Ketersediaan ekuitas saat ini untuk ruas konstruksi sebesar Rp12,5 triliun, dan pinjaman Rp6,2 triliun, kemudian ketersediaan ekuitas dari mitra terdapat Rp100 miliar.
"Dengan demikian kekurangan ekuitas masa operasi untuk ruas-ruas tol Trans Sumatera dalam fase konstruksi adalah Rp5,9 triliun," kata Budi Harto.
Baca juga: Tol Trans Sumatera membentang, ekonomi Jambi pun ikut berkembang
Baca juga: Memetik kemanfaatan ekonomi dari Tol Trans Sumatera
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021