Dibuat dengan 24 juta citra satelit, bersama dengan 800 video yang dikurasi dan panduan interaktif, fitur ini memungkinkan pengguna untuk melihat timelapse dari setiap tempat di planet ini, menggunakan masukan dari NASA, program Landsat Survei Geologi AS, dan program Copernicus Uni Eropa.
Dilansir Reuters, Minggu, perubahan iklim menyebabkan banjir yang lebih sering dan parah, kekeringan, badai dan gelombang panas karena suhu global rata-rata naik ke rekor baru.
Alat timelapse Google Earth menunjukkan perubahan garis pantai, perluasan lanskap kota dan lahan pertanian, serta resesi gletser, hutan, dan sungai secara bersamaan.
Satu video menunjukkan transisi cepat hutan dekat Bolivia menjadi desa dan pertanian, penyebab utama deforestasi di hutan hujan Amazon, sementara yang lain menunjukkan resesi Gletser Columbia di Alaska sejauh 20 kilometer karena pemanasan global.
Para ilmuwan telah memperingatkan bahwa peningkatan emisi global gas rumah kaca dapat menyebabkan kondisi cuaca ekstrem dan risiko bencana alam yang lebih tinggi.
Baca juga: Google dituduh mengecoh pengguna soal pengumpulan data
Baca juga: Kumpulan aplikasi pesan makanan sahur dan buka puasa
Baca juga: Google Pixel 5A 5G jadi meluncur tahun ini
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021