Pasien, yang mengalami peristiwa sangat langka itu telah ditangani dan berada dalam masa pemulihan, demikian pernyataan Kementerian Kesehatan Kanada. Kemenkes menambahkan bahwa orang tersebut tinggal di Provinsi Alberta.
Berdasarkan bukti yang ada, Kanada masih berkeyakinan bahwa manfaat vaksin AstraZeneca lebih besar ketimbang risikonya, isi pernyataan itu.
Otoritas kesehatan Kanada "akan terus mengawasi secara cermat penggunaan semua vaksin COVID-19 dan memeriksa serta mengevaluasi kekhawatiran keamanan yang baru," katanya.
Kanada melaporkan kasus pertama pembekuan darah yang berhubungan dengan vaksin tersebut pada Selasa (13/4).
Sehari kemudian setelah peninjauan, otoritas kesehatan mengumumkan bahwa mereka tidak akan membatasi penggunaan vaksin COVID-19 AstraZeneca.
Dewan penasihat yang lain sebelumnya merekomendasikan Kanada agar tidak lagi memberikan vaksin AstraZeneca pada orang-orang berusia di bawah 55 tahun. Panel sedang melakukan peninjauan rekomendasi tersebut.
Kanada sedang meningkatkan gerakan vaksinasi COVID-19, namun persentase penerima vaksinnya masih lebih kecil dibandingkan dengan puluhan negara lainnya, seperti Amerika Serikat dan Inggris.
Di tengah ganasnya gelombang infeksi ketiga, Ontario, provinsi terpadat di Kanada, pada Jumat (16/4) mengumumkan pembatasan kesehatan masyarakat yang baru, termasuk menutup perbatasan provinsi bagi pelancong domestik.
Sumber: Reuters
Baca juga: Kanada tidak akan batasi penggunaan vaksin COVID AstraZeneca
Baca juga: Kanada: Vaksin AstraZeneca aman, tapi ada risiko pembekuan darah
Baca juga: Moderna tunda pengiriman sekitar 600 ribu dosis vaksin ke Kanada
Dinkes Jatim imbau masyarakat kenali jenis vaksin COVID-19
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021