Pengumuman tentang apa yang akan menjadi investasi terbesar raksasa teknologi Amerika Serikat di Malaysia datang setelah negara itu pada Februari memberikan persetujuan bersyarat bagi Microsoft, Google, Amazon, dan perusahaan telekomunikasi negara Telekom Malaysia untuk membangun dan mengelola pusat data berskala hiper dan menyediakan layanan komputasi awan.
Hal tersebut juga terjadi setelah negara itu mengalami penurunan investasi langsung asing (FDI) sebesar 68 persen pada tahun lalu, menjadi penurunan terbesar di Asia Tenggara.
Baca juga: Aplikasi OneDrive dan Bing dapat penyegaran dan fitur baru
Baca juga: Microsoft umumkan Surface Laptop 4 dengan prosesor AMD dan Intel
Malaysia telah mempertahankan diri sebagai tujuan investasi, dengan menteri keuangan baru-baru ini mengatakan sedang mencari insentif untuk membantu menarik lebih banyak FDI.
Dikatakan investasi dari penyedia layanan komputasi awan ini akan berjumlah antara 12 miliar ringgit dan 15 miliar ringgit (2,91 miliar dollar AS dan 3,64 miliar dollar AS) selama lima tahun ke depan.
Sebagai bagian dari inisiatif Bersama Malaysia, Microsoft akan mendirikan "wilayah pusat data" pertamanya, yang terdiri dari beberapa pusat data di Malaysia untuk mengelola data dari berbagai negara, Perdana Menteri Muhyiddin Yassin mengatakan pada acara yang menandai peluncuran program tersebut.
"Wilayah pusat data yang akan datang akan menjadi pengubah permainan untuk Malaysia," kata Wakil Presiden Eksekutif Microsoft Jean-Philippe Courtois dalam sebuah pernyataan.
Di bawah program tersebut, Microsoft juga akan membantu hingga satu juta orang Malaysia dalam mendapatkan keterampilan digital pada akhir tahun 2023.
Baca juga: Microsoft ingin beli perusahaan yang bantu Apple Siri
Baca juga: Data pengguna LinkedIn terekspos
Baca juga: Microsoft selidiki masalah terkait layanan dan fitur Microsoft 365
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021