BMKG semula menyatakan bahwa gempa bumi dangkal yang terjadi akibat aktivitas tektonik pada Lempeng Samudera Hindia itu magnitudonya 6,4 dan kemudian memperbaruinya menjadi 6,1.
Menurut BMKG, getaran gempa tersebut dirasakan di Nias Barat pada II sampai III skala Mercalli (MMI) serta Gunung Sitoli (Sumatera Utara) pada skala I sampai II MMI.
Getaran gempa juga dirasakan Aek Godang, Padang Sidimpuan, dan Pakpak Bharat di Sumatera Utara; Pariaman, Padang Pariaman, dan Padang di Sumatera Barat; serta Aceh Singkil di Aceh pada skala II MMI.
Pada skala I MMI getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luar biasa oleh beberapa orang; pada skala II MMI getaran dirasakan oleh beberapa orang dan menyebabkan benda-benda ringan yang digantung bergoyang; dan pada skala III MMI getaran dirasakan nyata di dalam rumah, terasa seperti ada truk berlalu.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno mengatakan bahwa sampai saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan yang terjadi akibat gempa bumi tersebut.
Menurut BMKG, pusat gempa di barat daya Nias berada di koordinat 0,17 Lintang Utara dan 96,48 Bujur Timur, tepatnya di laut sekitar 140 km arah barat daya Nias pada kedalaman 16 km.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini memiliki mekanisme pergerakan sesar turun," kata Bambang, menambahkan, hasil pemodelan menunjukkan gempa tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Baca juga:
Gempa bermagnitudo 6,4 terjadi di barat daya Nias Barat
BMKG: Segmen megathrust Nias-Simeulue miliki magnitudo tertarget 8,7
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2021