Rencana pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk membentuk Holding BUMN ultra mikro dinilai dapat memacu pertumbuhan populasi pengusaha baru di Indonesia.
“Rencana pembentukan Holding BUMN ultra mikro sangat baik dan tepat. Ini langkah konkret pemerintah yang akan memacu pertumbuhan populasi pengusaha baru terutama di daerah,” kata Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Pengembangan Pengusaha Nasional, Arsjad Rasjid, dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Holding BUMN ultra mikro akan melibatkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Pegadaian (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM. Holding ini rencananya terbentuk pada kuartal III tahun 2021.
Baca juga: Holding BUMN ultramikro dikhawatirkan tak mampu tuntaskan masalah UMKM
Arsjad yang mencalonkan diri sebagai Ketua Umum Kadin Indonesia periode 2021-2026 itu mengatakan, pembentukan holding menjadi strategi banyak perusahaan di berbagai negara termasuk Indonesia untuk mengakomodasikan peraturan yang diterapkan pemerintah dan memperoleh manfaat bisnis.
Pengintegrasian ekosistem BUMN ultra mikro diharapkan dapat mempercepat pemulihan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan usaha ultra mikro di Indonesia, yang sangat terdampak pandemi COVID-19, mengingat sektor ini merupakan penopang ekonomi nasional.
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, pada tahun 2020 proporsi pembiayaan UMKM terhadap total kredit perbankan baru mencapai 19,97 persen, padahal 99 persen pelaku usaha di Indonesia adalah segmen UMKM. Sektor ini juga mampu menyerap tenaga kerja nasional sebesar 97 persen dan memberi kontribusi 60 persen terhadap PDB.
Baca juga: BI menaruh harapan besar atas rencana "holding" BUMN ultra mikro
“Holding BUMN ultra mikro ini membentuk sebuah payung bersama antara Bank BRI, Pegadaian dan PNM yang mengayomi para pelaku UMKM dan ultra mikro untuk memperoleh akses permodalan serta menumbuh kembangkan populasi pengusaha nasional,” ujarnya.
Pemerintah menjamin pembangunan ekosistem BUMN untuk ultra mikro dan UMKM tidak hanya dilakukan pertimbangan bisnis semata, tetapi juga semangat meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha ultra mikro dan UMKM, dan pekerja di perusahaan yang terlibat.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan manfaat sinergi BUMN untuk ultra mikro akan dirasakan pelaku usaha karena mereka berpeluang besar mendapat pembiayaan berbunga rendah di masa depan.
“Selama ini hambatan pelaku usaha ultra mikro dan UMKM antara lain tidak mendapat pendanaan yang lebih baik. Untuk itu, model bisnis ekosistem ultra mikro akan fokus pada pemberdayaan bisnis melalui PNM, dan pengembangan bisnis melalui Pegadaian dan BRI untuk membuat usaha mikro naik kelas,” ujar Erick.
Ekosistem ini akan memberikan layanan produk yang lebih lengkap dan potensi pendanaan yang lebih murah untuk sekitar 29 juta usaha ultra mikro pada tahun 2024.
Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021