"Makin banyak tempat makin baik," kata Kepala Kantor Kemenag Kota Surakarta Hidayat Maskur di Solo, Selasa.
Ia juga meminta para warga agar tidak menggabungkan jemaah beberapa masjid ke satu lokasi saja karena berpotensi makin banyak orang yang datang dan akan sulit menerapkan protokol kesehatan.
"Shalat Id dilakukan di masjid-masjid yang selama ini digunakan untuk shalat tarawih saja. Jangan digabungkan seperti tahun-tahun sebelumnya," katanya.
Baca juga: Bupati Bogor terbitkan 11 aturan soal Tarawih hingga Shalat Id
Ia juga meminta warga untuk bisa memanfaatkan tempat-tempat yang representatif untuk menggelar shalat Idul Fitri. Selain di masjid, masyarakat juga diperbolehkan menggunakan tanah lapang maupun gedung sekolah.
Selain itu, pihaknya mengimbau kepada warga agar tidak mengundang imam dan khatib dari luar untuk mencegah paparan COVID-19.
"Misalnya shalat Idul Fitri dilakukan di Masjid Kotabarat, ya cukup diikuti warga Kotabarat saja," katanya.
Sementara itu, untuk memastikan protokol kesehatan berjalan dengan baik, pihaknya akan menerjunkan tim pemantau yang bergabung dengan Satuan Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Surakarta.
"Di samping dari satgas juga ada pemantau. Beberapa penyuluh nanti juga akan kami turunkan untuk memberikan sosialisasi terkait aturan ini," katanya.
Baca juga: DKI izinkan Shalat Idul Fitri di masjid jika COVID-19 terkendali
Pewarta: Aris Wasita
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021