Perhatikan Asupan Vitamin Ketika Diet

12 Juli 2010 21:32 WIB
Perhatikan Asupan Vitamin Ketika Diet
(grafis)
Jakarta (ANTARA News) - Ketika mempertimbangkan manfaat dari satu program penurunan berat badan, orang yang berdiet mungkin ingin mempertimbangkan apa lagi yang bisa dikurangi dari kalori dan karbohidrat, saran sebuah penelitian baru.

Lebih dari 30 juta dolar setahun dihabiskan untuk produk diet di AS dengan laporan satu dari tiga orang dewasa mencoba untuk lansing.

Fokus dari diet populer itu biasanya terletak dari jumlah keseluruhan makanan yang dikonsumsi dan jumlah relatif dari protein, lemak dan karbohidrat. Vitamin dan mineral cenderung diabaikan.

Dalam perbandingan empat program penurunan berat badan, peneliti dari Stanford University di California menemukan perbedaan yang signifikan dalam konsumsi gizi ini.

"Perubahan seputar sumber makanan merupakan sumber yang baik dari lemak versus karbohidrat, berarti lebih dari sekedar mengubah lemak dan karbohidrat," kata peneliti utama Christopher Gardner pada Reuters Health dalam email.

Memvariasikan jumlah vitamin dan mineral sepanjang diet, katanya. Dan, hasilnya, defisiensi dapat muncul dan meningkatkan risiko kesehatan yang serius, termasuk jumlah darah yang rendah, penyakit penipisan-tulang osteoporosis dan kerusakan saraf.

Dalam dua bulan, peserta diet juga mengurangi asupan harian menjadi 1500 kalori dari rata-rata tahun 2000 pada awal penelitian. (Setiap berat badan memerlukan asupan sedikitnya 3.500 kalori).

Seperti yang diharapkan, tim menemukan perbedaan pada apa yang dimakan orang yang berdiet secara konsisten dengan pola masing-masing diet. Peserta diet Atkins, misalnya, dilaporkan makan dengan proporsi rendah karbohidrat (17 persen dari kalori harian mereka) dan lebih banyak lemak dan protein (28 persen).

Perbedaan juga terlihat dari seberapa banyak kadar 12 dari 17 vitamin dan mineral yang dimakan orang berdiet, menyebabkan beberapa wanita beresiko kekurangan asupan gizi berdasarkan rekomendasi nasional. Vitamin E menjadi masalah utama di seluruh grup lebih dari 65 persen wanita tidak tercukupi.

Dengan kadar makanan berkurang, tidak heran jika kehilangan vitamin dan mineral. Tetapi untuk wanita di program diet Zona, sungguh berbeda, risiko untuk kekurangan vitamin A, E, K dan C turun signifikan, sementara tidak ada risiko yang terlihat untuk setiap vitamin lain.

Para peneliti menyarankan, hal ini menunjukkan potensi manfaat diet moderat tetapi bukan pengurangan ekstrim karbohidrat: berkurang menjadi 40 persen dari total kalori, sementara yang direkomendasaikan antara 45 hingga 65 persen.

"Ini bukan sekedar total karbohidrat dalam zona yang direkomendasikan untuk dikurangai lagi. Lebih spesifiknya penambahan gula dan biji-bijian olahan," kata Gardner. "Jaga hijau-hijauan dan kacang-kacangan dan sayuran. Hindari soda, permen, dan makanan kemasan olahan."

Salah satu yang berpotensi untuk mengisi "lubang" diet adalah vitamin dan suplemen mineral. Namun peneliti menemukan dari keempat pola diet hanya pola Atkins yang direkomendasikan. Dan hanya tiga wanita dalam grup ini menuruti nasihat tersebut.

"Tubuh kita bekerja dengan baik ketika terdapat vitamin dan mineral, dan makanan sehat adalah cara terbaik untuk mendapatkan cukup nutrisi penting," kata Dr Michael Dansinger dari Tufts University School of Medicine di Boston, dan penasihat untuk serial televisi "The Biggest Loser" mengatakan kepada Reuters Health melalui email.

"Saya yakin semua strategi makan pada penelitian Stanford adalah menyehatkan karena mereka mengatasi obesitas, diabetes, dan faktor risiko penyakit jantung, yang merupakan pembunuh utama di masyarakat kita," kata Dansinger. "Namun, program diet Zone, dan lain-lain sejenisnya, mungkin lebih bermanfaat ketika vitamin dan mineral menjadi perhatian."

(Adm/S026)


Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010