Kepala Bidang Distribusi Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Surabaya Trio Wahyu Bowo di Surabaya, Rabu, mengatakan, ada dua efektivitas yang diharapkan tercapai dalam operasi pasar tersebut.
"Pertama, harganya langsung diterima warga kota dengan murah. Kedua, warga kota tidak perlu jauh-jauh membeli di tengah kota atau di pasar-pasar, apalagi sekarang pandemi," katanya.
Menurut dia, tujuan digelarnya operasi pasar atau pasar murah ini bagian dari upaya menstabilkan harga kebutuhan pokok. Tentunya harga yang ditawarkan dalam operasi pasar ini lebih murah dan lokasinya mudah dijangkau masyarakat.
Trio mengatakan lokasi operasi pasar bisa berada di kantor kelurahan, kecamatan, balai RT dan RW. Lokasi yang dipilih, tentunya strategis dan mudah dijangkau masyarakat. "Kita gelar operasi pasar. Harga komoditas yang dipasarkan itu dibawah harga pasar," katanya.
Ia mencontohkan, misalnya untuk minyak goreng, saat ini 1 liternya di pasar harganya kisaran Rp14 ribu hingga Rp15 ribu. Sedangkan di operasi pasar, harga yang ditawarkan kisaran Rp12.900. Harga yang sama juga berlaku untuk komoditas lain seperti gula.
"Gula itu di pasar atau toko modern harga kisaran Rp12.500 ribu per kilogram. Kita pasarkan dengan harga kisaran Rp11.800 per kilogram," ujarnya.
Bahkan, harga komoditas seperti daging ayam yang ditawarkan di operasi pasar juga lebih murah, yakni kisaran Rp30 ribu per kilogram. Sedangkan di pasaran, harganya masih di kisaran Rp35 ribu per kilogram.
"Untuk harga telur di luar kisaran Rp24 ribu hingga Rp25 ribu dan di operasi pasar kita jual kisaran Rp22 ribu. Jadi ada selisih Rp3 ribu per kilogramnya," ujarnya.
Pada pelaksanaannya, Trio menyebut, operasi pasar berlangsung dengan cara bergiliran di 31 kecamatan Surabaya. Dalam satu hari, Disdag Surabaya menargetkan operasi pasar rata-rata digelar di dua sampai tiga kecamatan.
"Target kita di 31 kecamatan. Satu hari minimal di dua lokasi kecamatan. Tapi ada beberapa kecamatan yang menginginkan untuk lebih dari dua lokasi operasi pasar," kata dia.
Setiap kegiatan operasi pasar ini, kata dia, Disdag Surabaya juga menggandeng pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) setempat. Sehingga warga tak hanya disuguhkan beragam kebutuhan pokok, namun juga produk-produk UMKM Surabaya.
"Jadi warga kota yang ingin ngabuburit atau mencari buka puasa bisa ke (stan) UMKM. Kalau yang ingin mencari kebutuhan pokok penting bisa ke (stan) operasi pasar," katanya. (*)
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021