Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI) Hery Gunardi mengatakan peran perempuan dalam pengembangan industri keuangan dan ekonomi syariah saat ini sudah signifikan yang terlihat dari banyaknya pekerja wanita di BSI.
“Saat ini, dari total 20 ribu pekerja BSI di seluruh Indonesia, 40 persen di antaranya merupakan perempuan. Jumlah ini tidak bisa dibilang sedikit,” kata Hery Gunardi dalam webinar Perempuan Tangguh Yang Menginspirasi bagi Pembangunan Ekonomi Syariah Indonesia” di Jakarta, Rabu.
Hery yang merupakan Bendahara Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) menambahkan bahwa porsi perempuan pada jajaran direksi dan manajemen level pimpinan di BSI juga sudah mencapai sekitar 20 persen.
“Jabatan itu bukan karena kuota atau belas kasihan, tetapi memang karena kemampuan leadership dan kompetensi keuangan syariahnya mumpuni. Hal ini membuktikan bahwa peran wanita semakin diperhitungkan baik dari sisi bisnis maupun di dalam keuangan, maupun perbankan syariah, khususnya di BSI,” katanya.
Baca juga: LPS dukung upaya pemerintah kembangkan sektor ekonomi syariah
Hery mengharapkan ke depannya literasi perempuan terhadap produk dan layanan keuangan syariah bisa semakin meningkat agar pertumbuhan industri syariah dapat semakin optimal.
Selain itu, tambah dia, perempuan-perempuan yang sudah terlibat dalam pengembangan ekonomi syariah bisa menginspirasi wanita lain agar tak lagi sungkan untuk memegang peran penting memajukan bangsa dan perekonomian negara.
Pada kesempatan yang sama, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti mengatakan bahwa saat ini perempuan Indonesia sudah menduduki posisi penting dan strategis dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah.
Berdasarkan laporan Refinitiv dan ICD, aset keuangan syariah global diproyeksikan naik dari 2,8 triliun dolar AS pada 2019 menjadi 3,69 triliun dolar AS pada 2024. Pertumbuhan aset keuangan syariah global ini dipastikan juga terjadi di Indonesia
Baca juga: Ada potensi Rp300 triliun, Baznas dan BSI bersinergi kelola zakat
Pertumbuhan yang pesat ini terjadi melalui pemberdayaan perempuan. Berbagai program pengembangan usaha syariah dilakukan dengan melibatkan perempuan pelaku usaha syariah maupun para santri putri di pesantren agar ke depannya semakin tercipta kesetaraan gender di Indonesia.
“Kesetaraan gender khususnya perempuan memiliki potensi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan studi dari McKinsey (2018), Indonesia dapat meningkatkan tambahan PDB sebesar 135 miliar dolar AS diatas angka normal PDB pada tahun 2025, apabila ada percepatan kesetaraan gender. Hal ini semakin mempertegas bahwa pemberdayaan perempuan akan berdampak positif bagi perekonomian nasional,” ujar Destry.
Pimpinan Baznas RI Saidah Sakwan menambahkan, pelaku industri keuangan syariah, khususnya BSI, juga bisa meningkatkan sinergi untuk pendistribusian dana zakat, infak, dan sedekah demi peningkatan kesejahteraan perempuan. Alasannya, berdasarkan data Baznas saat ini mayoritas kelompok miskin diisi oleh perempuan.
Baca juga: BSI raup pertumbuhan KPR Syariah 13,9 persen jadi Rp38 triliun
Padahal, di saat bersamaan potensi nilai zakat di Indonesia jumlahnya cukup besar yakni mencapai Rp327 triliun. Akan tetapi hingga kini baru Rp12 triliun dana zakat, infak, dan sedekah yang bisa disalurkan tiap tahunnya di Indonesia.
“Dengan Zakat, kita diharapkan bisa menaikan kelas para mustahik (penerima zakat) terutama para perempuan agar bisa menjadi pihak yang lebih maju dan berpotensi menjadi entrepreneur. BSI bisa berperan menjadi ibu angkat untuk UMKM penerima dana zakat," ujar Saidah.
Berdasarkan data Riset Danareksa, per Agustus 2020 tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan sudah mencapai 53,13 persen, mendekati rasio partisipasi angkatan kerja laki-laki sebesar 82,41 persen. Angka tersebut juga meningkat dibandingkan pada 2018 dan tahun 2019 lalu yang masing-masing baru mencapai 51,89 persen dan 51,88 persen.
Baca juga: Dorong perekonomian, BSI tekan nota kesepahaman dengan MUI dan PBNU
Baca juga: Dukung industri halal, BSI fokus ke UMKM dan layanan digital
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2021