Aturan hukum di Jepang memang melarang orang membawa obat stimulan ke negara tersebut. Namun, stimulan yang digunakan oleh orang-orang dengan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas atau ADHD diizinkan untuk atlet saat memasuki Brazil pada Olimpiade Rio de Janeiro 2016.
Baca juga: Presiden IOC dukung pemberlakuan keadaan darurat di Tokyo
Baca juga: Penyelenggara Olimpiade laporkan kasus COVID-19 pertama di kirab obor
Kelompok partai yang berkuasa dan oposisi sedang mempertimbangkan untuk mengajukan RUU ke badan legislatif bikameral menjelang Olimpiade Musim Panas yang dijadwalkan akan dimulai pada 23 Juli mendatang.
Lebih dari 10 atlet yang berencana untuk berpartisipasi dalam Olimpiade Tokyo membutuhkan stimulan untuk tujuan medis, dan Komite Olimpiade Internasional (IOC) telah meminta agar komite penyelenggara Tokyo Games 2020 mengambil tindakan supaya atlet-atlet tersebut dapat membawa obat-obatan yang dimaksud itu ke Jepang.
Baca juga: Spanyol pastikan atlet Olimpiade disuntik vaksin COVID-19
Baca juga: Penyelenggara Olimpiade Tokyo tunda keputusan batasan jumlah penonton
Baca juga: Atlet Olimpiade Tokyo akan jalani tes COVID-19 setiap hari
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2021