Dijelaskan pula dalam unggahan tersebut, 10 orang itu didakwa akibat berbicara dengan media CNN di Myanmar.
Berikut potongan narasi di Twitter yang diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia:
"Apa tanggung jawab CNN terhadap mereka yang ditangkap, yang diinterogasi dan disiksa oleh junta militer yang brutal?"
Cuitan dan foto yang dimuat oleh akun Twitter terverifikasi itu, telah disukai 399 pengguna dan dibagikan ulang hingga 351 kali hingga Jumat (23/4).
Lantas, benarkah foto anak-anak yang beredar itu terkait dengan korban penangkapan junta militer?
Penjelasan:
Berdasarkan penelusuran ANTARA, junta Myanmar memang menangkap 11 warga yang telah berkomunikasi dengan CNN di negara tersebut. Delapan dari 11 orang kemudian dibebaskan pada 6 April 2021, sebagaimana dilaporkan CNN.
Meski begitu, Turnbackhoax mencatat tiga foto anak-anak yang diunggah di Twitter dan dikaitkan dengan korban penangkapan junta Myanmar, ternyata tidak berhubungan dengan kejadian nahas tersebut. Bahkan, tiga foto anak itu diambil jauh sebelum 2021.
Foto pertama yang menunjukkan seorang balita perempuan menangis diambil oleh John Brown di Phnom Penh, Kamboja pada 15 Januari 2007.
Foto kedua yang menunjukkan seorang balita laki-laki bermain kayu ditemukan di sebuah fanpage Facebook berbahasa Thailand yang diunggah pada 2 Juli 2019.
Foto ketiga menunjukkan seorang balita laki-laki menangis dalam keranjang, ditemukan pada sampul laporan organisasi Myanmar bernama The Karen Human Rights Group dengan judul “Growing up under militarisation: Abuse and agency of children in Karen State” yang dirilis pada 2008. Foto itu diambil tahun 2006.
Klaim: Foto anak-anak korban penangkapan junta militer Myanmar
Rating: Salah/Hoaks
Baca juga: Pimpinan junta Myanmar akan hadiri KTT ASEAN di Jakarta
Baca juga: Masyarakat Sipil tolak kehadiran junta Myanmar di KTT ASEAN Jakarta
Baca juga: 10 Polisi Myanmar tewas dalam serangan tentara etnik melawan junta
Pewarta: Tim JACX
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2021