• Beranda
  • Berita
  • Wall Street jatuh, Indeks Dow Jones anjlok hingga 321,41 poin

Wall Street jatuh, Indeks Dow Jones anjlok hingga 321,41 poin

23 April 2021 07:45 WIB
Wall Street jatuh, Indeks Dow Jones anjlok hingga 321,41 poin
Ilustrasi - Pialang sedang bekerja di lantai Bursa Efek New York, Wall Street, Amerika Serikat. ANTARA/REUTERS/Shannon Stapleton/am.

Akan ada pergerakan positif yang berkelanjutan sepanjang sisa tahun ini, tetapi kami akan mengalami semacam kemunduran dalam waktu yang sangat singkat

Saham-saham di Wall Street jatuh pada penutupan Kamis (Jumat pagi WIB), karena laporan bahwa Presiden Joe Biden berencana melipatgandakan pajak capital gain, memberikan alasan untuk mengambil keuntungan di pasar tanpa arah menjelang laporan keuangan perusahaan-perusahaan teknologi besar minggu depan.

Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 321,41 poin atau 0,94 persen, menjadi menetap di 33.815,90 poin. Indeks S&P 500 berkurang 38,44 poin atau 0,92 persen, menjadi berakhir di 4.134,98 poin. Indeks Komposit Nasdaq merosot 131,81 poin atau 0,94 persen, menjadi ditutup pada 13.818,41 poin.

Semua 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor material dan energi masing-masing merosot 1,75 persen dan 1,41 persen, memimpin kerugian.

Tiga indeks utama di Wall Street juga jatuh karena laporan bahwa Biden berencana menaikkan pajak penghasilan pada orang kaya, sebuah proposal yang menurut beberapa orang akan sulit untuk disahkan di Kongres.

Baca juga: Wall Street "rebound", Indeks Dow Jones melonjak 316,01 poin

"Jika ada peluang untuk lolos, kami akan turun 2.000 poin," kata Ketua dan Anggota Pengelola Hedge Fund Great Hill Capital LLC, Thomas Hayes.

Paul Nolte, manajer portofolio di Kingsview Investment Management di Chicago, mengatakan ketika sebuah proposal diajukan tentang menaikkan pajak atau capital gain, semua orang menjadi bersemangat, menjual lebih dulu dan mengajukan pertanyaan kemudian.

"Ini lebih merupakan reaksi spontan jangka pendek," katanya.

Biden akan mengusulkan untuk menaikkan tarif pajak pendapatan marjinal menjadi 39,6 persen dari 37 persen dan hampir menggandakan pajak capital gain menjadi 39,6 persen untuk orang-orang yang berpenghasilan lebih dari satu juta dolar, sumber mengatakan kepada Reuters.

Proposal tersebut menargetkan sekitar satu triliun dolar untuk penitipan anak, pendidikan pra-taman kanak-kanak universal dan cuti berbayar untuk pekerja, kata sumber tersebut.

Baca juga: Dolar AS menguat, ditopang data ekonomi dan kebijakan ECB

Pasar lesu setelah Indeks Dow Jones dan S&P 500 baru-baru ini mencapai tertinggi sepanjang masa karena investor menunggu panduan dari Microsoft Corp, induk Google Alphabet Inc dan Facebook Inc, ketika mereka menyampaikan laporan keuangannya minggu depan.

"Sampai kita keluar dari kekosongan informasi ini, pasar pada umumnya akan menjadi tanpa arah," katanya. "Yang terpenting untuk bergerak maju adalah berapa penghasilan teknologi besar itu minggu depan?"

American Airlines Group Inc dan Southwest Airlines Co melaporkan kerugian kuartalan yang lebih kecil dari perkiraan, menandakan kebangkitan dalam permintaan perjalanan. Kedua saham itu jatuh, dengan American anjlok 4,5 persen dan Southwest turun 1,6 persen.

Investor menyambut baik data yang menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran minggu lalu turun ke level terendah baru satu tahun. Laporan Departemen Tenaga Kerja menyatakan PHK mereda dan ekspektasi meningkat untuk pertumbuhan pekerjaan kuat pada April.

Baca juga: Saham China dibuka naik, terkerek laporan keuangan yang positif

Peluncuran vaksinasi AS yang cepat telah meningkatkan prospek ekonomi ketika orang-orang merencanakan liburan musim panas dan belanja rekreasi, tetapi lonjakan kasus COVID-19 di India dan tempat lain di Asia telah membuat investor cemas, kata Hayes.

Ekuitas kemungkinan telah mencapai puncak jangka pendek karena ekspektasi terlalu tinggi, kata Randy Frederick, wakil presiden perdagangan dan derivatif di Charles Schwab.

“Akan ada pergerakan positif yang berkelanjutan sepanjang sisa tahun ini, tetapi kami akan mengalami semacam kemunduran dalam waktu yang sangat singkat,” katanya. "Kemudian pembeli (saham) murah akan masuk kembali."

Laba kuartal pertama emiten diperkirakan meningkat 31,9 persen dari setahun lalu, tingkat tertinggi sejak kuartal keempat, menurut data IBES Refinitiv.

Baca juga: IHSG berpotensi menguat hari ini, ikuti naiknya bursa saham global





 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021