"Potensi ekonomi digital yang sangat besar ditambah momentum pandemi COVID-19, akan dijadikan modal bagi upaya nyata untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan untuk mewujudkan visi Indonesia 2045," kata Menko Airlangga dalam acara Webinar Membangun Ekosistem Digital: Optimalisasi Potensi Ekonomi Digital Indonesia, yang diselenggarakan INJABAR Unpad, Jumat.
Dia mengatakan transformasi digital yang dilakukan Indonesia diharapkan dapat memberikan dampak signifikan bagi pemulihan ekonomi pasca pandemi.
Menurut dia target dari upaya transformasi digital adalah memberikan kontribusi tambahan pertumbuhan PDB dan lapangan pekerjaan.
Baca juga: Kemenperin: Teknologi startup topang transformasi digital industri
"PDB hingga satu persen per tahun, menciptakan 2,5 juta lapangan pekerjaan baru, dengan keterampilan kompleks dan memberikan nilai tambah tinggi," kata dia.
Airlangga mengatakan pemerintah menargetkan bisa menciptakan 5.000 perusahaan start-up, 50 persen UMKM yang terdigitalisasi, serta jumlah pengguna internet yang mencapai 82,3 persen dari total penduduk pada 2024.
“Sehingga pengembangan ekonomi digital harus terus kita dorong guna mencapai berbagai target tersebut,” ujar Airlangga.
Airlangga mengatakan pemerintah terus melakukan perluasan wilayah 4G, pengembangan 5G, peluncuran satelit multifungsi SATRIA, serta pembangunan pusat data nasional guna mendorong perluasan ekonomi digital.
Lebih lanjut ia mengatakan pemerintah juga terus mendorong pengembangan SDM digital atau talenta digital melalui tiga tingkatan level.
Baca juga: Menkop UKM sebut digitalisasi bagian penting penguatan ekonomi UMKM
Level yang pertama, Basic Digital Skill untuk masyarakat umum sebagai sarana pemanfaatan teknologi digital untuk aktivitas ekonominya.
Level yang kedua, Intermediate Digital Skill bagi pekerja level teknisi dan profesional. Ketiga, Advanced Digital Skill untuk tingkat pimpinan sektor publik dan swasta.
Menko Airlangga berharap dengan adanya berbagai upaya transformasi ekonomi melalui integrasi teknologi digital tersebut dapat menjadi salah satu kunci dalam mewujudkan visi Indonesia pada 2045 untuk menjadi negara maju.
Hal tersebut telah sejalan dengan arah dan strategi sebagaimana diamanatkan dalam RPJMN 2020-2024.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil mengatakan transformasi digital adalah hal wajib bukan lagi pilihan.
Pria yang akrab disapa Emil ini mengatakan pandemi COVID-19 telah mempercepat transformasi digital, memaksa masyarakat menggunakan teknologi informasi untuk melakukan kegiatan sehari-hari.
"Pemprov Jabar hari ini menyadari, tidak ada kehidupan di Jabar yang tidak bisa disentuh oleh digital. COVID-19 mengajarkan ekonomi digital ini membuat perekonomian bertahan. Semua orang dipaksa online, baik itu seminar, sekolah, jual beli, karena adanya pembatasan," katanya.
Menurut Emil, Jawa Barat sebagai provinsi dengan penduduk terbanyak di Indonesia berpotensi menjadi pengguna internet terbesar di Indonesia.
Oleh karenanya, Pemprov Jabar berupaya memberdayakan berbagai sendi ekonomi melalui digitalisasi, termasuk peningkatan akses UMKM ke pasar digital.
Pengamat Ekonomi Digital dari DIGITS Unpad, Hamzah Ritchi menambahkan Indonesia sudah memasuki, sudah di dalam ekosistem digital.
Oleh karena itu, kata Hamzah, dengan sudah adanya Indonesia dalam ekosistem digital ini, berbagai pihak harus memanfaatkannya dengan baik.
"Jadi ekosistem digital Indonesia ini kita sudah ada didalamnya, sudah tidak ada di awal lagi. Dari pengalaman belajar ini, Indonesia optimistis menjadi yang terdepan dalam memanfaatkan digitalisasi," kata dia.
"Dan ini tidak hanya sektor matang, juga untuk UMKM sebagai penggerak 98 persen ekonomi dan tenaga kerja Indonesia," lanjut Hamzah.
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021