Salah satu infrastruktur dan jalur logistik yang menjadi perhatian Suharso adalah pengembangan Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto seperti pembangunan taxiway dan rekonstruksi runway.
“Pengembangan Bandara APT Pranoto Samarinda adalah bagian dari pembangunan konektivitas terpadu untuk mendukung IKN. Pengembangan ini merupakan integrasi tiga kota yaitu Balikpapan, Samarinda, dan IKN kelak,” katanya dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Bappenas tekankan peran penting masyarakat lokal dalam bangun IKN
Suharso mengatakan pengembangan Bandara APT Pranoto Samarinda tersebut akan disesuaikan dengan indikasi kapasitas ultimate hingga 20 juta penumpang setiap tahunnya.
Tak haya itu, Suharso juga memantau Bendungan Sepaku Semoi di Penajam Paser Utara yang membendung Sungai Tengin dan akan berperan sebagai penyuplai air baku untuk IKN dengan kapasitas 0,5 m3/detik dan Balikpapan dengan kapasitas 2 m3/detik.
Selain bendungan, infrastruktur pendukung lain yang menjadi fokus Kementerian PPN/Bappenas adalah Pelabuhan Kariangau Balikpapan karena menjadi simpul penting dari sisi logistik penunjang IKN.
Saat ini, terdapat lima terminal dengan total kapasitas 2,1 juta ton dan 630 ribu TEUs (twenty foot equivalent unit) peti kemas setiap tahunnya.
Baca juga: Anggota DPR nilai pemindahan ibu kota kurangi beban Jakarta
“Kapasitas kargo di terminal ini bisa mencapai 300 ribu TEUs tiap tahunnya. Bahkan realisasi arus peti kemasnya meningkat sejak tahun 2015,” ujarnya.
Ia menjelaskan pengembangan Kaltim Kariangau Terminal akan selaras dengan pembangunan IKN dan mengintegrasikan tiga kota yaitu Samarinda-Balikpapan-IKN sehingga menjadi kawasan industri terpadu.
“IKN tidak bisa berdiri sendiri. Bappenas mengibaratkan ibu kota ini, otaknya ada di IKN, hatinya di Samarinda, dan ototnya di Balikpapan,” katanya.
Sementara itu, hasil kajian lingkungan hidup strategis IKN merekomendasikan Kaltim Kariangau Terminal (KKT) menjadi pelabuhan logistik utama bahan baku konstruksi pembangunan IKN.
Pada 2015, arus peti kemas di KKT tercatat sebesar 171.275 yang kemudian meningkat menjadi 206.652 TEUs pada 2019.
Ke depannya, KKT akan terus dikembangkan secara bertahap hingga dapat mendukung kapasitas ultimate Pelabuhan Balikpapan yang mencapai 3,5 juta TEUs.
Selain itu, KKT juga dikembangkan sesuai standar untuk menjadi Jaringan Pelabuhan Utama yang dapat menampung kapal dengan ukuran 2.500 TEUs.
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021