Saran itu disampaikan oleh penasihat Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC) pada Jumat (23/4).
Rekomendasi itu membuka jalan bagi vaksin COVID-19 J&J untuk mulai digunakan lagi di AS setelah regulator obat menghentikan penggunaannya pekan lalu guna meninjau laporan mengenai pembekuan darah langka namun serius, yang terkait dengan kadar trombosit yang rendah.
Pejabat kesehatan terkemuka mengaku berharap penggunaan vaksin J&J segera kembali dilanjutkan usai pertemuan panel.
"Manfaat (vaksin) tentu saja lebih besar ketimbang risikonya dilihat dari perspektif populasi dan individu," kata Dr. Beth Bell, anggota panel penasihat sekaligus profesor klinis di departemen kesehatan global University of Washington di Seattle.
"Ini risiko baru. Memang ini risiko yang sangat kecil dan lebih kecil dari banyak risiko lainnya yang kita pilih untuk menerimanya setiap hari," pungkasnya.
Sumber: Reuters
Baca juga: Fauci yakin vaksin Johnson & Johnson akan "kembali ke jalurnya segera"
Baca juga: AS minta penggunaan vaksin COVID Johnson & Johnson dihentikan
Baca juga: Afrika Selatan tunda peluncuran vaksin COVID Johnson & Johnson
Vaksin Sinovac tahap kedelapan tiba di Indonesia
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021