Jakarta, 18/5 (ANTARA) - Tenun songket merupakan salah satu warisan budaya Kerajaan Sriwijaya, yang hingga kini terus berkembang dan menjadi kebanggaan masyarakat Sumatera Selatan (Sumsel). Bagi masyarakat Sumsel, makna selembar kain songket akan mewarnai tahapan kehidupan mereka sejak lahir hingga ajal menjemput. Dari selembar kain ini pula orang menyadari adanya budaya luhur masa lalu, yang membuat tangan-tangan masa kini bisa terampil menjalin helai demi helai benang menjadi lembaran kain yang penuh cita rasa tinggi.
Sejarah mencatat sejak diperkenalkan oleh pedagang Cina dan India pada Abad VIII, hanya pengrajin Sriwijaya yang dapat menyempurnakan teknik tenun songket sehingga kekhasan motif dan kualitas songket warisan budaya Sriwijaya ini bernilai seni tinggi. Hingga kini tercatat ada ratusan motif khas songket berasal dari Pelembang di antaranya motif Bungo Tanjung, Nago Besaung, Bungo Melati, Nampan Perak, Pacar Cina, Tetes Mider, Tiga Negri, Jando Beraes, Bungu Pacik, dan banyak lagi.
Kemilau kain songket khas Sumatera Selatan tersebut akan dipamerkan dalam event The Ancient Sriwijaya Heritage yang akan berlangsung pada 10-11 Juni 2010 di Hotel The Dharmawangsa Jakarta Selatan. Dalam pameran juga digelar beragam wujud Sriwijaya Heritage lainnya seperti seni arsitektur, kerajinan, kuliner, perhiasan, tarian, tata cara adat pernikahan. Pada acara tersebut juga akan diluncurkan buku karya Ibu Okke Hatta Rajasa.
Menurut panitia penyelenggara, pameran yang diselenggarakan Yayasan Az-Zahra dan mendapat dukungan Pemda Sumsel ini dimaksudkan untuk melestarikan dan mengembangkan warisan budaya Sriwijaya bukan hanya sekedar untuk membanggakan masa lalu, namun juga untuk masa kini dan masa depan. Pameran yang difasilitasi Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) ini juga dimaksudkan untuk mensukeskan Visit Indonesia.
"Beragam wujud Sriwijaya heritage seperti seni arsitektur, kerajinan, kuliner, perhiasan, tarian, tata cara adat pernikahan yang dipamerankan dalam event The Ancient Sriwijaya Heritage ini kita harapkan akan menambah kebanggaan terhadap budaya nusantara yang menjadi salah satu daya tarik wisatawan untuk datang ke Indonesia," kata DR. Sapta Nirwandar, Dirjen Pemasaran Kemenbudpar didampingi Early Ferry Yahya pengurus Yayasan Az-Zahra dalam jumpa pers di Gedung Sapta Pesona Jakarta, Selasa (18/5) sehubungan akan diselenggarakannya pameran tersebut.
Menurut Dirjen Pemasaran Kemenbudpar DR. Sapta Nirwandar, pemerintah menyambut baik dengan diadakan event The Ancient Sriwijaya Heritage, karena melalui pameran masyarakat luas akan mengetahui dan mencintai peninggalan budaya Sriwijaya yang menjadi kebanggaan bangsa.
Untuk keterangan lebih lanjut silakan menghubungi Ka.Pusformas Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2010