"Itu bukan hasil perhitungan kami. Tapi, itu hasil perhitungan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)," ungkap Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor Burhanudin di Cibinong, Bogor, Minggu.
Ia menjelaskan kerugian itu bersumber dari kerusakan infrastruktur hingga sarana, prasarana, dan utilitas untuk kebutuhan warga.
Menurut dia, hal itu cukup menghambat realisasi program pembangunan yang telah ditetapkan dalam APBD 2020 saat itu.
Baca juga: Bogor dikepung bencana angin kencang, longsor, hingga pohon tumbang
Tak sampai di situ, katanya, saat penanganan bencana alam belum usai, kemudian muncul pandemi COVID-19 sekitar April 2020 yang memaksa Pemkab Bogor merealokasi anggaran.
“Pada 2020 itu, kami juga menyiapkan lebih dari Rp400 miliar untuk penanganan bencana alam dan pandemi COVID-19. Jumlah itu didapat dari refocussing anggaran sejumlah kegiatan,” kata Burhan.
Cuaca buruk yang terjadi pada 1 Januari 2020 mengakibatkan sejumlah wilayah di Kabupaten Bogor terdampak banjir dan longsor. Longsor terjadi di Kecamatan Sukajaya, Nanggung, dan Cigudeg, sedangkan banjir terjadi di Kecamatan Gunung Putri, dan Jasinga.
Kejadian tersebut menyebabkan korban jiwa sebanyak delapan orang dan tiga orang hilang yang kini sudah dinyatakan meninggal dunia, kemudian 12 orang mengalami luka berat dan 517 orang mengalami luka ringan.
Baca juga: BNPB bantu Rp25 miliar untuk hunian tetap korban longsor di Bogor
Baca juga: Banjir hingga longsor terjadi di Bogor akibat curah hujan ekstrem
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021