Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Doni Monardo kembali menegaskan pentingnya masyarakat tidak mudik Lebaran sebagai bagian melindungi keluarga dari potensi penularan virus corona jenis baru tersebut.Terutama saudara-saudara kita yang sudah lanjut usia, kakek, nenek, bahkan orang tua kita. Jangan sampai kita menjadi pembawa virus mematikan ke kampung halaman pada Lebaran ini
"COVID-19 belum berakhir, lindungi keluarga, jangan mudik dulu!," ujar dia dalam keterangan tertulis yang diterima wartawan di Jakarta, Minggu.
Dia mengatakan masyarakat harus belajar dari beberapa pengalaman libur panjang atau mudik, di mana angka kasus konfirmasi positif COVID-19 mengalami kenaikan.
"Fenomena ini yang harus dihindari bersama jelang Hari Raya Idul Fitri," katanya.
Baca juga: Doni Monardo: Jangan keberatan larangan mudik agar tidak menyesal
Di samping itu, katanya, lonjakan kasus di India yang bak tsunami harus menjadi cerminan bahwa penerapan protokol kesehatan harus terus diterapkan.
Pun demikian, kata dia, dengan segala keputusan pemerintah yang mesti dipatuhi oleh semua orang.
Doni tak ingin lonjakan kasus di India terjadi di Indonesia. Data WHO mencatat lebih dari 16 juta kasus konfirmasi positif di India saat ini, dengan angka kematian mencapai lebih dari 180 ribu orang.
Dengan lonjakan kasus tersebut, katanya, membuat rumah sakit kewalahan bahkan sudah menolak banyak pasien akibat terbatasnya ketersediaan ruangan.
Baca juga: Positif COVID-19 Minggu bertambah 4.402 jadi 1.641.194 kasus
Kondisi ini, kata dia, tentu bakal berpengaruh pada jatuhnya korban meninggal dunia apabila memiliki gejala berat dan tak tertangani.
Doni mengatakan sebanyak apa pun tempat tidur, RS, bahkan tenaga kesehatan di Indonesia, tidak akan pernah cukup jika terjadi lonjakan kasus yang disebabkan oleh penularan penduduk yang bepergian secara masif
"Kenapa tidak boleh mudik karena manusia menjadi perantara membawa virus COVID dari satu daerah ke daerah lainnya," kata dia.
Di satu sisi, katanya, kendati vaksinasi tengah berjalan, bukan berarti bisa dirayakan dengan euforia dan abai protokol kesehatan.
Ia menjelaskan penularan COVID-19 masih terjadi dan rata-rata memakan empat nyawa setiap jam.
“Terutama saudara-saudara kita yang sudah lanjut usia, kakek, nenek, bahkan orang tua kita. Jangan sampai kita menjadi pembawa virus mematikan ke kampung halaman pada Lebaran ini," kata dia.
Perkembangan data per Minggu, pukul 12.00 WIB, kenaikan kasus konfirmasi positif COVID-19 sejumlah 4.402 kasus. Total kasus konfirmasi hingga Minggu mencapai 1.641.194 kasus, sedangkan total kasus meninggal 44.594 orang.
Baca juga: Gus Menteri: Warga jangan mudik, kirim uang saja ke desa
Baca juga: Ketua DPD dukung usulan santri mudik dengan prokes ketat
Baca juga: Gubernur Jawa Tengah minta para santri tidak mudik Lebaran
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021