• Beranda
  • Berita
  • Chloe Zhao perempuan Asia pertama yang jadi sutradara terbaik Oscar

Chloe Zhao perempuan Asia pertama yang jadi sutradara terbaik Oscar

26 April 2021 09:15 WIB
Chloe Zhao perempuan Asia pertama yang jadi sutradara terbaik Oscar
Chloe Zhao tiba di Academy Awards ke-93, di Union Station, di Los Angeles, AS, Minggu (25/4/2021). ANTARA/Pool via REUTERS/Chris Pizzello/am.
Sutradara kelahiran China, Chloe Zhao, yang menceritakan kisah tunawisma yang melakukan perjalanan melintasi bagian barat (West side) dengan sebuah van untuk mencari pekerjaan karena kehilangan segalanya dalam resesi di Amerika Serikat, "Nomadland," mencetak rekor sejarah sebagai perempuan Asia pertama dan perempuan kedua yang pernah menjadi sutradara terbaik di Academy Awards, Minggu waktu setempat. 

Ini adalah piala Oscar pertama untuk Zhao (39), yang menampilkan kehidupan nyata pengembara bersama aktris Frances McDormand untuk menunjukkan kehidupan orang Amerika generasi sebelumnya yang bepergian mencari pekerjaan demi pekerjaan demi menyambung hidup.

Zhao lahir di China dan tinggal di Beijing sampai usia 14 tahun, lalu dia bersekolah di asrama di London dan kemudian menyelesaikan sekolah menengah di Los Angeles.

Setelah menempuh pendidikan di sekolah film di New York, Zhao memenangkan pujian untuk film independen "Songs My Brothers Taught Me," tentang ikatan antara saudara lelaki dan perempuan penduduk asli Amerika, dan "The Rider," kisah seorang koboi muda yang pulih dari cedera kepala serius.

Tapi momen besar ini tidak ditayangkan secara langsung di televisi China, di mana sutradara ini justru menuai kritikan. Poster-poster di media sosial China mengatakan Zhou pernah mengucapkan pernyataan yang isinya menghina China.

Penonton televisi Hong Kong juga tidak bisa menonton Oscar 2021 secara langsung karena saluran televisi TVB menolak menayangkan Academy Awards untuk pertama kalinya dalam kurun lebih dari 50 tahun. TVB mengatakan mereka tidak menayangkan acara bergengsi ini karena alasan komersial.

Keputusan untuk tidak menayangkan Oscar menimbulkan perhatian mengenai kebebasan yang dikekang di Hong Kong, yang mengambil jalur otoriter sejak China memberlakukan UU keamanan nasional tahun lalu.

Namun komentarnya setelah menang tidak berbau politik dan membangkitkan kenangan indah masa kecil di China, mengingat permainan yang ia mainkan bersama ayahnya untuk mengingat puisi klasik China.

Dia mengingat salah satunya berjudul, "Tiga Karakter Klasik", di mana seorang karakter mengatakan "setiap orang saat lahir pada dasarnya baik", kata Zhou, merujuk kepada para non aktor dalam filmnya.

"Saya masih mempercayainya hingga sekarang," kata Zhou mengenai puisi itu. "Bahwa kadang mereka mengira yang benar adalah kebalikannya, tapi saya selalu menemukan kebaikan dari orang yang saya temui di mana saja di dunia."

Memilih orang-orang non aktor menambah sisi realisme dalam filmnya, yang mengisahkan kenyataan dan cerita sederhana dengan rasa bersahaja.

Hanya dua perempuan yang memenangi sutradara terbaik dalam 93 tahun sejarah Academy Awards. Kathryn Bigelow jadi yang pertama pada 2010 untuk film thriller perang "The Hurt Locker."

Zhao berkompetisi tahun ini bersaing dengan sutradara "Promising Young Woman" Emerald Fennell, menandai pertama kalinya dua perempuan dinominasikan dalam satu kategori pada waktu yang sama.

Dia dijagokan di upacara Oscar setelah membawa pulang piala dari Directors Guild of America, Golden Globes, BAFTA, dan beberapa grup kelompok kritikus film.

Pesaing lainnya, selain Fennell, adalah David Fincher untuk "Mank," Lee Isaac Chung untuk "Minari," dan Thomas Vinterberg untuk "Another Round."

Film-film Zhao yang akan tayang meliputi film laga berbiaya besar dari Marvel Studios berjudul "Eternals", yang dijadwalkan rilis pada November, dan fiksi ilmiah versi Barat "Dracula".

Baca juga: "Nomadland" dominasi kemenangan di BAFTA Awards 2021

Baca juga: Chloe Zhao, wanita Asia pertama yang menangi piala utama DGA

Baca juga: "Nomadland" jadi film terbaik versi National Society of Film Critics

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021