"Saya enggak menyangka produk anak desa, di kampung Ngawi, sebuah kota kecil, enggak kalah saing ketika di luar negeri," kata Bunga dalam wawancara daring, Senin.
Bunga yang merintis bisnis Shahia Hijab sejak 2018 terdorong membuat gamis dan hijab alias kerudung anak setelah memiliki seorang putri dan merasa kesulitan mencari kerudung dan gamis yang cocok untuk buah hatinya.
Baca juga: Kemenparekraf luncurkan buku "Indonesia Trend Forecast 2021/2022"
Perempuan yang sejak dulu senang melihat-lihat barang di toko kain langsung fokus memasarkan produk hasil kolaborasi dengan penjahit-penjahit lewat e-commerce yang menyediakan layanan program ekspor. Produknya tak cuma bisa dibeli konsumen dalam negeri, tapi juga konsumen di Malaysia, Singapura dan Filipina.
Setelah sekitar setahun mengikuti program ekspor, dia bisa membaca selera pasar yang khas dari setiap negara. Konsumen Filipina menyukai setelan gamis, sementara konsumen di Malaysia menyukai baju kurung sehingga produk setelan dengan bawahan berupa rok jadi primadona, sementara konsumen di Singapura rata-rata menyukai setiap koleksi terbaru yang disebut sesuai dengan selera mereka.
"Saya harap ke depannya bisa ekspor lebih banyak, lebih go international supaya produk dikenal lebih luas," kata Bunga.
Membuat strategi yang tepat dan selalu berinovasi jadi kunci Bunga dalam bertahan di tengah pandemi yang sempat membuat penjualannya loyo. Ia mengatakan, fitur-fitur yang disediakan oleh e-commerce termasuk "kampus" untuk memberi pendidikan berbisnis bagi penjual harus selalu dimanfaatkan. Masa-masa promosi rutin seperti diskon Ramadhan atau diskon tiap bulan harus selalu dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Menyediakan pasokan yang cukup adalah kunci utama agar kesempatan emas di saat orang-orang getol berbelanja tidak disia-siakan. Kualitas produk juga selalu ditingkatkan. Promosi yang gencar di media sosial dan e-commerce juga tak boleh dilewatkan. Fitur-fitur menarik seperti gratis ongkos kirim juga "harga coret" alias memberi diskon jadi salah satu cara menarik minat konsumen.
"Pasti banyak traffic pas sale, jadi harus persiapkan stok dan promosi. Jangan lewatkan kesempatan pas big sale berlangsung," kata Bunga yang mendapati kenaikan penjualan hingga tiga kali lipat saat mengikuti kampanye Big Ramadan Sale.
Kenaikan itu sangat berarti bagi bisnis fesyen selama pandemi, terutama karena busana bukan pengeluaran utama di tengah aktivitas yang lebih banyak di rumah saja setahun belakangan.
Sebelum pandemi, penjualannya meningkat 10 kali lipat ketika bergabung dengan e-commerce.
"Ketika ada kebijakan enggak boleh mudik, panik juga karena orang enggak banyak beli baju baru, tapi dengan Ramadan Big Sale, penjualan masih tetap naik dibandingkan biasa," dia bersyukur.
Meski kenaikannya tidak sebesar sebelum pandemi, dia merasakan juga dampak signifikan karena melalui e-commerce jangkauan konsumen juga jauh lebih luas. Sebelumnya Shahiahijab hanya fokus berjualan di sekitar rumah, kini mereka menjangkau konsumen dari berbagai provinsi.
Bunga mencoba berinovasi dengan rutin mengeluarkan produk baru per tiga hari, entah itu varian baru atau stok baru dari koleksi lama yang sudah terjual habis. Memikirkan ide-ide baru agar konsumen tidak bosan adalah tantangan yang dijalani setiap hari, tapi ia tidak bosan menerapkan prinsip amati-tiru-modifikasi dalam berkarya.
Masalah pasti selalu ada, dia juga pernah merasakan kesedihan akibat gagal produksi. Namun Bunga selalu berusaha melihatnya dari kacamata berbeda.
"Saya anggap kerugian sama dengan biaya belajar, pengalaman jadi ilmu yang tak ternilai biar kesalahan yang sama nantinya tidak terulang," kata dia.
Ke depannya, Shahiahijab akan terus optimistis dan berkomitmen untuk meningkatkan kualitas dan pelayanan toko, serta tidak henti mengeluarkan produk-produk unggulan untuk konsumen di Indonesia dan luar negeri, dan memperlihatkan bahwa produk lokal pun tidak kalah saing dan mampu merebut hati masyarakat Indonesia, bahkan hingga yang berada di negara lain.
Baca juga: Mukena berbahan organik, tren Ramadhan 2021
Baca juga: MUFFEST 2021 diharapkan bangkitkan sektor fesyen Bekasi
Baca juga: Pemilik brand baju muslim Radwah meninggal dunia
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021