Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) IX/Ambon menggelar doa bersama untuk 53 awak kapal selam KRI Nanggala-402 yang telah dinyatakan dalam kondisi "on eternal patrol" atau patroli selamanya tanpa kembali ke pangkalan, Senin.mereka juga memberi penjelasan kepada warga yang bertanya mengenai pengalaman selama berlayar di bawah air
Suasana duka mendalam tampak terlihat dalam doa bersama untuk 53 awak kapal awak KRI Nanggala 402 dilaksanakan secara Islam, Kristen Protestan, Katolik dan Hindu oleh prajurit TNI AL, organisasi para istri perwira TNI AL Jalasenastri, dan pegawai negeri sipil di lingkup Lantamal IX/Ambon.
Doa bersama dalam tata cara Islam didahului dengan Shalat Gaib berjamaah dan pembacaan tahlil di Masjid Nurul Iman, doa secara Kristen Protestan dan Katolik di Gereja Mahanaim Lantamal IX, dan secara Hindu di Ruang Kelas Disminpers Lantamal IX Halong Ambon.
Komandan Lantamal (Danlantamal) IX/Ambon Laksamana Pertama TNI Eko Jokowiyono mengatakan semangat, kegigihan, dan pengorbanan 53 awak KRI Nanggala-402 teladan bagi anggota TNI AL lainnya.
Para awak kapal selam KRI Nanggala-402 bagian dari "Korps Hiu Kencana" yang merupakan satuan khusus kapal selam di TNI AL. Mereka dikatakan "Fair Winds and Following Seas" yang bermakna beristirahat dalam angin yang tenang dan laut yang indah.
Baca juga: Gubernur Bali dan warga tabur bunga bagi kru KRI Nanggala yang gugur
Kabar gugurnya 53 prajurit "Korps Hiu Kencana" bersama KRI Nanggala-402 disampaikan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto pada konferensi pers di Badung, Bali pada Minggu (25/4), pukul 18.15 Wita.
"Semangat, kegigihan, dan pengorbanannya merupakan teladan bagi kita semua. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan tempat terbaik untukmu para patriot penjaga laut Nusantara," kata dia.
KRI Nanggala-402 merupakan kapal selam kelas U-209/1300 yang dibuat oleh Howaldtswerke, Kiel, Jerman Barat pada 1981, dan telah diperbaiki secara menyeluruh (overhaul and retrofit) selama 24 bulan di Dermaga Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, Okpo, Korea Selatan pada 2012.
Armada tempur TNI AL berdiameter enam meter dengan panjang 60 meter yang dilengkapi dengan Combat Management System (CMS) dari Norwegia, tercatat sebagai kapal selam kedua kelas Tjakra yang menyandang nama Nanggala.
Baca juga: Istri awak KRI Nanggala: "Suami saya sudah tenang di sisi Allah bu..."
KRI Nanggala 402 dalam misi Operasi Siaga Tempur Perbatasan (Trisila) yang digelar oleh Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) tahun 2017, pernah singgah untuk mengisi ulang perbekalan atau bekul di Lantamal IX/Ambon pada 17-19 Mei 2017. Kala itu KRI Nanggala-402 masih dipimpin Mayor Laut (P) Yulius Azz Zaenal.
Sebelum berlabuh di Dermaga Irian Lantamal IX/Ambon untuk mengisi ulang perbekalan, berupa bahan bakar, 40 ton air tawar, dan logistik lainnya, KRI Nanggala-402 telah berkeliling di dalam lautan kurang lebih tiga minggu.
Oleh karena itu, selain bekul, para krunya memanfaatkan kesempatan berlabuh untuk olahraga di Lantamal IX dan berekreasi di Kota Ambon, guna menghilangkan tekanan dan kejenuhan berada lama di dalam lautan.
Kedatangan KRI Nanggala di Ambon mengundang banyak perhatian warga. Kesempatan melihat dari dekat armada perang TNI AL dimanfaatkan warga untuk berswafoto dengan latar kapal selam menggunakan kamera ponsel mereka.
Para awak KRI Nanggala-402 yang mengawal kunjungan warga tersebut, tidak hanya menyambut dengan ramah, mereka juga memberi penjelasan kepada warga yang bertanya mengenai pengalaman selama berlayar di bawah air.
Baca juga: Panglima: 53 Prajurit Hiu Kencana gugur dalam tugas di perairan Bali
Baca juga: Prajurit TNI Merauke lakukan doa untuk keselamatan KRI Nanggala
Baca juga: KASAL: Kami akan siapkan evakuasi medis terhadap kru KRI Nanggala
Pewarta: Shariva Alaidrus
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021