Sebanyak 150 santri, ustadz, dan jamaah Pondok Pesantren Tahfidz Alquran Dewan Dakwah Lampung, Kemiling Bandarlampung menyelenggarakan Shalat Gaib berjamaah untuk awak KRI Nanggala-402 yang tenggelam di perairan Bali.Seperti yang dahulu diajarkan oleh K.H. Hasyim Asy'ari, pada peristiwa resolusi jihad bahwasanya berjuang menjaga keamanan negara dan mempertahankan kemerdekaan merupakan kewajiban agama
"Mereka syahid karena tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 di perairan laut Bali," kata Ustadz Saif Umar di Bandarlampung, Senin malam.
Saif sebagai mudir atau pimpinan Pondok Pesantren Tahfidz Alquran Dewan Dakwah Lampung Kemiling mengingatkan jamaah bahwa setiap manusia pasti akan mengalami kematian.
Dia mengatakan orang yang bijak ialah mereka yang senantiasa menyiapkan dirinya agar kematiannya saat dalam melakukan kebaikan.
"Korban tenggelam KRI Nanggala-402 insyaallah syahid dalam perjuangan. Semoga amal ibadah mereka diterima di sisi Allah Subhanahu wa taala," ujarnya.
Baca juga: Ketum PP Muhammadiyah serukan shalat ghaib untuk awak KRI Nanggala-402
Ia juga menuturkan bahwa Shalat Gaib yang dilakukan ini juga sebagai pembelajaran, penanaman nilai sekaligus melatih santri-santri agar semakin mencintai NKRI.
Selain itu, katanya, peduli dengan saudara sebangsa dan se-Tanah Air, sekaligus menekankan kepada santri dan jamaah bahwa dalam memperjuangkan negeri ini perlu pengorbanan yang tidak sedikit, bahkan nyawa.
"Seperti yang dahulu diajarkan oleh K.H. Hasyim Asy'ari, pada peristiwa resolusi jihad bahwasanya berjuang menjaga keamanan negara dan mempertahankan kemerdekaan merupakan kewajiban agama," ujarnya.
Setelah Shalat Gaib dilanjutkan tausiyah dan Shalat Tarawih berjamaah satu malam satu juz di Pesantren Tahfidz Alquran Dewan Dakwah Lampung Kemiling, Bandarlampung.
Baca juga: Rutan Maninjau gelar Shalat Gaib untuk awak KRI Nanggala-402
Baca juga: Menag ajak umat gelar Shalat Gaib untuk awak Nanggala-402
Baca juga: Jamaah Al-Markaz Makassar shalat gaib untuk awak KRI Nanggala-402
Pewarta: Agus Wira Sukarta
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021