Menteri Kesehatan Argentina Carla Vizzotti secara resmi meminta laporan kemajuan produksi dan kendali mutu vaksin AstraZeneca, yang sebagian dibuat di Argentina dan diselesaikan di Meksiko dan Amerika Serikat.
"Kami mengadakan pertemuan baru dengan presiden AstraZeneca Argentina dan perwakilan perusahaan itu untuk meminta mereka melaporkan sesegera mungkin tentang kemungkinan kesulitan yang dialami dalam proses produksi vaksin," kata Vizzotti.
Dia juga meminta perkiraan jadwal pengiriman vaksin, dengan mengatakan informasi itu "penting untuk mengatur gerakan vaksinasi."
Argentina pada November lalu membuat kesepakatan dengan AstraZeneca untuk menerima sekitar 22 juta dosis vaksin COVID-19 yang sedang dikembangkan dengan Universitas Oxford, dengan target untuk memulai pengiriman pada paruh pertama tahun ini.
Vaksin tersebut dimaksudkan untuk diproduksi secara regional oleh perusahaan Argentina mAbxience dan laboratorium Meksiko Liomont. Namun, terakhir kali terjadi penundaan produksi sehingga meningkatkan ketegangan karena pemerintah sedang berjuang untuk meningkatkan program inokulasi.
Penundaan pengiriman vaksin COVID buatan AS dan Eropa, yang seharusnya sudah tiba di wilayah tersebut, telah mendorong negara-negara seperti Meksiko dan Argentina beralih ke kesepakatan pasokan vaksin dengan Rusia dan China.
Menteri Luar Negeri Argentina Felipe Sola bertemu dengan Duta Besar Kuba Pedro Pablo Prada guna membahas proposal Argentina untuk membantu mendanai peningkatan produksi vaksin Kuba, kata kementerian itu dalam pernyataan.
"Negara kami menunggu selesainya pembicaraan di tingkat presiden dengan tujuan setelah itu selesai, kami dapat mempercepat kemungkinan kesepakatan," katanya.
Sumber: Reuters
Baca juga: Pengadilan perintahkan sekolah Buenos Aires buka meski COVID melonjak
Baca juga: Presiden Argentina Alberto Fernandez positif COVID-19
Baca juga: Menkes Argentina mundur karena beri vaksin tanpa mengikuti aturan
Vaksin COVID-19 nonaktif buatan China masuki uji coba tahap 3 di Argentina
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021