Kekalahan telak itu jadi pil pahit yang harus ditelan anak-anak asuh Fonseca sebab mereka sempat unggul 2-1 atas MU hingga turun minum.
"Sungguh kekalahan yang berat. Kami memiliki babak pertama yang bagus tetapi tidak terlihat di babak kedua," kata Fonseca dalam wawancara pascalaga bersama Sky Sport dilansir laman resmi UEFA.
"Sulit menjelaskan bagaimana sebuah tim tampil begitu bagus di babak pertama kemudian bisa mengalami babak kedua semacam itu," ujarnya menambahkan.
Baca juga: Edinson Cavani pimpin Manchester United hajar Roma 6-2 di leg pertama
Baca juga: Bruno Fernandes tolak jemawa walau MU habis libas Roma 6-2
Roma memimpin 2-1 hingga turun minum, kendati mereka dipaksa menggunakan dua slot pergantian pemainnya karena Jordan Veretout dan kiper Pau Lopez cedera dalam setengah jam awal pertandingan.
Di babak kedua, gawang Roma jadi bulan-bulanan dibobol lima kali oleh MU dan Fonseca mengakui timnya kekurangan pemain yang bisa mengubah jalannya pertandingan di bangku cadangan.
"Sulit menghadapi tim sekelas United tanpa ada pemain pengganti yang bisa mengubah keadaan," katanya.
"Bisa mencapai babak semifinal di kompetisi ini adalah sebuah capaian positif, begitu juga penampilan di babak pertama. Tapi, di babak kedua tadi segalanya serba salah," pungkas Fonseca.
Roma dihadapkan pada misi sulit membalikkan ketertinggalan 2-6 ketika menjamu MU dalam leg kedua di Olimpico Kamis (6/5) pekan depan.
Baca juga: Villarreal-nya Unai Emery menangi leg pertama kontra Arsenal
Baca juga: Arsenal percaya diri bawa pulang gol tandang dari Villarreal
Baca juga: Liga Europa: MU dan Arsenal jaga peluang ciptakan final All-English
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2021