Dalam informasi yang dikutip dari situs BMKG pada Jumat, disampaikan daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) terpantau memanjang dari pesisir barat Sumatera Barat hingga Aceh, dari Sumatera Selatan hingga pesisir barat Sumatera Barat, di pesisir selatan Jawa Tengah hingga Jawa Barat, di NTT, dari Kalimantan Utara, Kalimantan Barat hingga Selat Karimata.
Kemudian, dari Laut Banda, Selat Makassar hingga Kalimantan Tengah bagian selatan, di Maluku, di Laut Arafuru, di Papua Barat dan di Papua.
Sementara itu, daerah pertemuan angin (konfluensi) terpantau di Selat Karimata, Kepulauan Riau, Pesisir Timur Riau, Selat Malaka, Sulawesi Utara dan Gorontalo.
Kondisi ini, disampaikan BMKG, mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang daerah konvergensi dan konfluensi tersebut mulai dari Aceh, Bengkulu, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung.
Kondisi serupa juga terjadi di wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Maluku.
Baca juga: BMKG: Seroja, siklon tropis terkuat kedua setelah Kenanga
Baca juga: Hujan lebat berpotensi terjadi di beberapa daerah di Indonesia
Baca juga: BMKG Banjarnegara kembangkan aplikasi sirine tsunami berbasis android
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021