Meski masih penuh tantangan, tahun 2021 diharapkan menjadi tahun pemulihan. Kami optimis dapat mengatasi berbagai tantangan dan siap menyambut dengan maksimal begitu momentum pemulihan ekonomi tiba
Emiten sektor produk konsumsi Unilever Indonesia optimis mampu melalui pandemi berkepanjangan, tercermin dari kemampuan perusahaan membukukan laba bersih sebesar Rp1,7 triliun pada kuartal I 2021.
“Meski masih penuh tantangan, tahun 2021 diharapkan menjadi tahun pemulihan. Kami optimis dapat mengatasi berbagai tantangan dan siap menyambut dengan maksimal begitu momentum pemulihan ekonomi tiba," kata Presiden Direktur PT Unilever Indonesia, Tbk Ira Noviarti dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Menurut Ira, dengan mengandalkan inovasi yang tepat sasaran, perseroan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan konsumen saat ini dan terus berorientasi pada pertumbuhan jangka panjang.
Ia menjelaskan, tiga prioritas utama agar perseroan tetap fokus pada pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis yaitu ketersediaan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen, keselamatan dan kesejahteraan karyawan.
Pada triwulan I 2021 terjadi pembatasan aktivitas masyarakat yang ditetapkan oleh pemerintah, membuat situasi yang kontras pada performa usaha lintas sektor.
Di tengah pertumbuhan penjualan domestik yang melambat pada triwulan I 2021, Unilever masih mampu meraih penjualan bersih sebesar Rp10,3 triliun, di mana kategori makanan menyumbang 3,7 persen pertumbuhan.
Unilever tetap mampu meningkatkan marjin laba sebelum pajak melalui optimalisasi dalam beberapa aspek, termasuk efisiensi pada operasional perusahaan.
Untuk mendorong agar pemulihan ekonomi bisa semakin positif, Unilever menyiapkan beberapa produk unggulan yang dikemas ekonomis agar terjangkau oleh masyarakat.
Strategi lain yang dilakukan Unilever yaitu meluncurkan Muslim Centre of Excellence (MCOE), yang mendapat dukungan penuh dari pemerintah karena sejalan dengan visi Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia (MEKSI) 2024.
Melalui Unilever MCOE, perseroan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan konsumen muslim di Indonesia, dan sekaligus menangkap peluang ekspor ke pasar global.
Analis pasar modal Sukarno Alatas mengatakan, agar kinerja Unilever tetap terjaga yang perlu dilakukan adalah fokus efisiensi biaya, melakukan diversifikasi produk jika diperlukan. Sehingga produknya tetap diminati konsumen yang cenderung sensitif terhadap harga di tengah pandemi.
"Kinerja sektor FMCG (fast moving consumer goods) seperti Unilever dalam jangka panjang tetap positif karena selain target pasarnya besar, kontribusi tingkat konsumsi masyarakat terhadap ekonomi juga tinggi," ujar Sukarno.
Baca juga: Pengamat: Konsumsi di sektor produktif penentu keluar dari resesi
Baca juga: Harkonas, Mendag ajak konsumen tingkatkan konsumsi produk dalam negeri
Baca juga: Genjot konsumsi, pengamat ajak publik lakukan substitusi produk
Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021