Saham Hong Kong turun pada hari Jumat membukukan kerugian mingguan, tertekan oleh perusahaan teknologi, setelah Beijing memperluas tindakan keras terhadap perusahaan fintek menyusul pengawas keuangan akan memaksa mereka untuk meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan.
Indeks Hang Seng turun dua persen menjadi 28.724,88, sedangkan Indeks China Enterprises (HSCE) turun 2 persen menjadi 10.825,25 poin.
Selama seminggu ini, Indeks Hang Seng turun 1,2 persen sementara HSCE turun 2,2 persen.
Saham teknologi memimpin penurunan pada hari Jumat di tengah meningkatnya kekhawatiran pengetatan peraturan.
Baca juga: Saham Hong Kong naik ikuti bursa kawasan
Indeks teknologi Hang Seng dan indeks IT Hang Seng masing-masing turun 2,2 persen dan 2,3 persen.
Pengawas keuangan China pada hari Kamis memanggil 13 platform internet yang terlibat dalam bisnis keuangan, termasuk raksasa Tencent dan ByteDance, kata bank sentral.
Data pada hari Jumat menunjukkan aktivitas pabrik China berkembang pada kecepatan yang lebih lambat dan meleset dari perkiraan pada bulan April karena kemacetan pasokan dan kenaikan biaya membebani produksi dan permintaan luar negeri kehilangan momentum.
Ketegangan antara Beijing dan Washington juga menambah tekanan, karena perusahaan teknologi rentan terhadap perseteruan antara dua ekonomi terbesar di dunia itu.
Baca juga: IHSG akhir pekan ditutup merosot, kembali ke bawah 6.000
Presiden AS Joe Biden membidik China dalam pidato pertamanya di depan Kongres, berjanji untuk mempertahankan kehadiran militer AS yang kuat di Indo-Pasifik dan berjanji untuk meningkatkan perkembangan teknologi dan perdagangan.
Di seluruh wilayah, indeks saham MSCI Asia kecuali Jepang melemah 0,93 persen, sedangkan Indeks Nikkei Jepang ditutup turun 0,83 persen.
Yuan dikutip pada 6,4698 per dolar AS pada 0842 GMT, 0,03 persen lebih kuat dari penutupan sebelumnya pada 6,472.
Pada penutupan, saham-A China diperdagangkan dengan premium 35,61 persen dibandingkan saham-H yang terdaftar di Hong Kong.
Baca juga: Saham China akhir pekan merosot, dipicu aktivitas pabrik yang melambat
Pewarta: Biqwanto Situmorang
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021