Counsellor Pensosbud KBRI Berlin Agus Priono dalam keterangan persnya yang diterima Antara, Sabtu menyebutkan hal itu terungkap dalam acara tatap muka dan dialog yang diadakan KBRI Berlin di Wisma Dubes baru baru ini.
Dalam kesempatan itu Dubes RI Berlin, Eddy Pratomo memaparkan tantangan peluang yang dapat dimanfaatkan tenaga kerja Indonesia untuk bekerja di Jerman.
Dubes Eddy mengatakan sejak Januari 2009, Jerman mengeluarkan kebijakan bagi tenaga kerja asing yang terampil dan berkualifikasi tinggi mengisi kesempatan bekerja dalam jangka waktu menengah antara empat hingga lima tahun dan jangka panjang dari lima hingga 10 tahun diberbagai sektor seperti medis, tenaga kerja kesehatan dan teknologi informatika.
Kebutuhan ini dirasakan mendesak untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di Jerman yang sangat memerlukan tenaga ahli/spesialis di bidangnya, ujarnya.
Namun demikian, Dubes menekankan bahwa tantangan yang dihadapi juga tidak mudah, karena Jerman lebih memprioritaskan pasokan tenaga kerja dari lingkungan Uni Eropa.
Di samping itu, terdapat sejumlah kualifikasi tertentu sesuai peraturan Jerman yang harus dipenuhi, misalnya kemampuan berbahasa Jerman, pengenalan budaya Jerman, sertifikasi khusus yang sudah diakui secara internasional atau setara dengan kualifikasi Jerman, serta memiliki sponsor.
Kesempatan tersebut sangat terbuka untuk dimanfaatkan mahasiswa Indonesia yang sedang atau telah menempuh studi S2 atau S3 di Jerman.
Statistik menunjukkan bahwa rata-rata tenaga kerja profesional Indonesia di Jerman saat ini adalah alumni universitas Jerman, dan mereka berkiprah di berbagai bidang spesialisasi seperti di bidang penelitian atau kedokteran yang memperoleh pengakuan tinggi di Jerman.
Pernyataan Dubes mengenai kesempatan kerja di Jerman tersebut didukung peneliti Geofisika Indonesia Dr. Makky S. Djaya, yang sudah beberapa tahun bekerja di Jerman.
Dikatakannya tenaga kerja Indonesia harus mampu meningkatkan kompetensi, serta memanfaatkan berbagai kesempatan yang ditawarkan seperti magang dan pelatihan keterampilan (vocational training) di Jerman, sehingga dapat mengasah keterampilan dan kemampuan tenaga kerja Indonesia untuk memenuhi persyaratan yang diminta Jerman.
Acara tatap muka tersebut diadakan dalam rangka kunjungan delegasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ke Berlin yang dihadiri sekitar 25 warga Indonesia yang bekerja di Berlin dari berbagai profesi seperti dokter, peneliti, perawat, pengusaha/wiraswastawan, karyawan swasta, ahli komputer, pelatih olahraga, dan konsultan.
Acara tatap muka tersebut juga dimanfaatkan delegasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta itu melakukan dialog interaktif tentang kiat-kiat menjajaki peluang bekerja di Jerman bagi tenaga kerja Indonesia.
Agus Priono mengatakan bahwa acara tersebut merupakan forum bertukar pikiran serta sekaligus memberikan masukan bagi Pemerintah RI dalam melakukan pengembangan SDM Indonesia, sehingga dapat memanfaatkan peluang bekerja yang ada di Jerman. (ZG/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010