India, yang merupakan produsen vaksin COVID-19 terbesar di dunia, memiliki jumlah suntikan yang terbatas dalam persediaan domestik, memperburuk infeksi gelombang kedua yang suram yang telah mengakibatkan penuhnya rumah-rumah sakit dan kamar jenazah sementara keluarga-keluarga memperebutkan pasokan oksigen dan obat-obatan yang semakin langka.
“Kami berharap agar kami bisa mendapatkan vaksin besok atau di hari setelahnya ... Saya meminta agar Anda tidak mengantri di pusat-pusat vaksinasi pada Sabtu,” ujar Kepala Menteri negara bagian Delhi yang terdampak parah pada Jumat (30/4).
Ratusan orang terlihat mengantri di seluruh Ahmedabad, kota komersial utama di negara bagian asal Perdana Menteri Narendra Modi di Gujarat untuk mendapatkan vaksinasi.
Kebakaran di sebuah rumah sakit di sekitar 190 km (115 mil) utara Ahmedabad menewaskan 16 pasien virus corona dan dua staf, kabar yang terbaru dari serangkaian kecelakaan mematikan di rumah sakit.
Di seluruh negeri, kematian akibat COVID-19 melonjak 3.523 selama 24 jam terakhir, menjadikan total korban tewas menjadi 211.853, menurut data kementerian kesehatan.
Jumlah total kasus telah mencapai 19 juta. Ketika gelombang kedua mulai meningkat, India telah menambahkan sekitar 7,7 juta kasus sejak akhir Februari, menurut penghitungan Reuters. Sebaliknya, memakan waktu hampir enam bulan bagi India untuk menambahkan 7,7 juta kasus sebelumnya.
Sumber: Reuters
Baca juga: Biden larang sebagian besar perjalanan ke AS dari India
Baca juga: India laporkan rekor baru kasus COVID, Mumbai tutup pusat vaksinasi
Baca juga: Inilah fakta tentang varian India saat COVID-19 melanda Asia Selatan
Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021