"Kita lihat hampir semua provinsi di Pulau Sumatera mengalami kenaikan kasus, baik kasus aktif maupun penurunan angka kesembuhan serta peningkatan angka kematian di seluruh provinsi," kata Doni Monardo dalam konferensi pers di Kantor Presiden Jakarta, Senin.
Doni pun meminta bagi seluruh kepala daerah di Pulau Sumatera dapat betul-betul mengevaluasi kebijakannya secepat mungkin.
Baca juga: Kementerian Kesehatan persingkat alur vaksinasi COVID-19
"Jangan sampai terlambat karena ketika terlambat melakukan pengetatan dan langkah-langkah pencegahan maka kasus eksponensial ini akan tidak terkontrol," ungkap Doni.
Doni mencontohkan pada September-Oktober di Jakarta terjadi peningkatan jumlah kasus positif COVID-19 karena adanya pelonggaran kegiatan ditambah dengan liburan.
"Maka rumah sakit Wisma Atlet mengalami kepenuhan sehingga terjadi antrean ambulans yang cukup panjang, pengalaman-pengalaman ini diharapkan betul-betul menjadi pelajaran bagi kita semua untuk tidak terulang kembali pada periode mendatang," tambah Doni.
Ia juga menekankan larangan mudik yang disampaikan Presiden Jokowi agar dipatuhi masyarakat.
Baca juga: Presiden tinjau pelaksanaan vaksinasi pada pelaku usaha di Jakarta
"Bapak Presiden sudah beberapa kali menegaskan yaitu dilarang mudik. Keputusan ini diambil setelah melalui berbagai pertimbangan setelah mendapatkan begitu banyak masukan dan juga dari data yang dikumpulkan selama setahun terakhir," ungkap Doni.
Doni pun menegaskan bahwa larangan mudik tersebut menjadi narasi tunggal.
"Tidak boleh ada pejabat mana pun yang berbeda narasinya dari narasi pusat, ini adalah keputusan politik negara, kepala negara adalah bapak Presiden Jokowi, mohon sekali lagi seluruh komponen bangsa untuk betul-betul mengikuti arahan ini," tegas Doni.
Bila kepala daerah terlambat memberi pengumuman larangan mudik maka yang akan terjadi adalah peningkatan kasus.
"Setelah Bapak Presiden mengumumkan larangan mudik ini, masih ada 7 persen yang nekat akan mudik bahkan sebelum Lebaran sudah ada yang kembali ke kampung halaman untuk melakukan berbagai macam aktivitas," ungkap Doni.
Senada dengan Doni, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan ada 5 provinsi kenaikan kasus di Pulau Sumatera yakni Kepulauan Riau (Kepri), Riau, Bengkulu, Lampung, dan Bangka Belitung.
"Kepri itu ada beberapa daerah seperti di Bintan dan kota Batam, di Riau ada Bengkalis, Kampar, kota Dumai, kota Pekanbaru, Kuansing, Rohil (Rokan Hilir) dan Rohul (Rokan Hulu), sedangkan Bengkulu di Kepahiang, Kota Bengkulu kemudian di Lampung ada Lampung Timur, Lampung Utara sedangkan di Bangka Belitung adalah Bangka Barat, Bangka, Bangka Tengah, Pangkal Pinang. Di Sumatera Barat ada Agam, kota Padang kemudian Jambi ada Batanghari," kata Airlangga.
Berdasarkan data Satgas COVID-19 per 2 Mei 2021, kasus COVID-19 di Indonesia bertambah 4.394 orang sehingga total kasus mencapai 1.677.274 orang. Pasien yang dinyatakan sembuh bertambah 3.740 orang menjadi 1.530.718 orang dan pasien meninggal dunia bertambah 144 orang sehingga totalnya 45.796 orang telah meninggal.
Baca juga: Kaum milenial di Banjarmasin antusias ikuti vaksin COVID-19
Baca juga: Satgas: Kerumunan Tanah Abang runtuhkan jerih payah pemerintah
Baca juga: Pecahkan rekor, 16 pasien positif COVID-19 di Riau meninggal
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021