"Menjaga keselamatan jiwa itu lebih utama dan harus lebih didahulukan dan itu menjadi sangat diutamakan. Orang yang tidak mudik sama dengan berjihad, jihad untuk kemanusiaan," kata Zainut di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan bahwa dalam keadaan pandemi seperti sekarang orang menghadapi dua risiko, tertular atau menularkan virus, dan keduanya sama-sama bisa membahayakan keselamatan.
Orang yang melakukan perjalanan mudik untuk merayakan Lebaran di kampung halaman juga menghadapi risiko tersebut.
"Tidak mudik lebih baik, karena mudik akan membahayakan saudara dan keluarga," kata Zainut.
Ia mengemukakan bahwa peningkatan mobilitas warga pada masa libur panjang, termasuk pada masa mudik, biasanya diikuti dengan peningkatan kasus penularan COVID-19.
Oleh karena itu, pemerintah memberlakukan kebijakan larangan mudik guna mencegah terjadinya lonjakan penularan virus corona.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir sebelumnya juga mengimbau warga tidak mudik Lebaran tahun ini.
"Karena belum memungkinkan dan sesuai dengan kebijakan pemerintah sebaiknya warga bangsa tidak perlu mudik di tahun ini, apalagi bila mudik itu kemudian kita menjadi tidak disiplin dan menambah penularan COVID-19," kata dia.
"Kita harus berempati kepada tenaga-tenaga kesehatan yang masih berjuang di rumah sakit dan para relawan dalam menghadapi COVID-19 ini," katanya.
Haedar mengatakan bahwa memilih untuk tidak mudik pada masa pandemi COVID-19 adalah bagian dari kesalehan.
Baca juga:
Desa-kelurahan di Jawa Barat diminta karantina pemudik
Jawa Barat batasi mobilitas warga antardaerah
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2021