Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi melemah pascapernyataan Menteri Keuangan AS Janet Yellen yang hawkish alias mendukung kenaikan suku bunga acuan.Pelaku pasar juga tampaknya masih khawatir terhadap memburuknya kasus COVID-19 global
Pada pukul 09.41 WIB, rupiah melemah 12 poin atau 0,08 persen ke posisi Rp14.442 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.430 per dolar AS.
"Dolar AS outlook-nya menguat lebih lanjut di tengah pasar yang mempertimbangkan pernyataan Menteri Keuangan AS Janet Yellen semalam yang mengatakan bahwa suku bunga perlu dinaikkan untuk mencegah ekonomi Amerika Serikat dari overheating," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Rabu.
Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan dolar terhadap mata uang utama lainnya naik 0,3 persen menjadi 91,278. Indeks dolar telah merosot lebih dari 2 persen pada April.
Baca juga: Dolar AS reli karena sentimen risiko redup setelah pernyataan Yellen
Sedangkan, imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun turun ke level 1,59 persen melanjutkan penurunan tiga hari berturut-turut bahkan ketika ekonomi AS menunjukkan tanda-tanda pemulihan dan meningkatnya inflasi.
Selanjutnya, pada hari ini pasar akan mencari katalis dari data ekonomi AS seperti ADP Non-Farm Employment Change dan ISM Services PMI yang akan dirilis Rabu malam.
Di sisi lain, pelaku pasar juga tampaknya masih khawatir terhadap memburuknya kasus COVID-19 global.
Pada Selasa (3/5/2021), rupiah ditutup menguat 20 poin atau 0,14 persen ke posisi Rp14.430 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.450 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah Rabu pagi melemah 10 poin
Baca juga: Emas berbalik jatuh 15,8 dolar, terseret "greenback" yang lebih kuat
Baca juga: Rupiah ditutup menguat sendirian, saat pelemahan mata uang kawasan
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021