• Beranda
  • Berita
  • Hoaks! Mudik dilarang karena keuangan di perbankan mengkhawatirkan

Hoaks! Mudik dilarang karena keuangan di perbankan mengkhawatirkan

5 Mei 2021 14:20 WIB
Hoaks! Mudik dilarang karena keuangan di perbankan mengkhawatirkan
Pemudik bersepeda motor melintasi jalur Pantura, Tanjungpura, Karawang, Jawa Barat, Rabu (5/5/2021). Sejumlah pemudik pengendara motor mulai berangkat lebih awal menghindari larangan mudik Lebaran pada 6 -17 Mei 2021. ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar/foc. (ANTARA FOTO/Muhamad Ibnu Chazar)
Jakarta (ANTARA/JACX) - Beredar sebuah unggahan yang menyebut penetapan kebijakan larangan mudik 2021 dilatarbelakangi kondisi keuangan di bank-bank Indonesia sedang mengkhawatirkan.

Narasi yang tersebar di media sosial sejak 1 Mei 2021 itu telah dimuat ulang oleh 78 pengguna serta disukai 213 pengguna Twitter lainnya.

Berikut isi narasi yang beredar di Twitter itu:
"ASU...Kata temanku yg kerja di perbankan.
Kalau rakyat tetap pada mudik niscaya mereka lebih banyak menarik uang tabungan, padahal kondisi keuangan di BANK dalam keadaan menghawatirkan.
Jadi sebisa mungkin untuk menekan penarikan tabungan, salah satunya dengan melarang MUDIK.!!."


Lantas, benarkah mudik dilarang karena kondisi keuangan di perbankan mengkhawatirkan?
 
Tangkapan layar hoaks yang menyatakan mudik dilarang karena kondisi keuangan di bank mengkhawatirkan. (Twitter)


Penjelasan:
Narasi yang menyebutkan kondisi keuangan negara menjadi alasan pelarangan mudik merupakan klaim yang salah.

Faktanya, kebijakan pelarangan mudik 2021 diambil pemerintah karena merujuk pada pengalaman masa libur panjang selama pandemi COVID-19, sebagaimana dilaporkan ANTARA

Kepala Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Doni Monardo menjelaskan libur panjang tanpa pembatasan yang dilalui beberapa waktu lalu, pasti diikuti dengan kenaikan kasus aktif dan juga bertambahnya angka kematian.

Hal tersebut tampak dari masa libur Lebaran Idul Fitri tahun 2020, kemudian libur panjang pada Agustus 2020, sampai dengan libur Natal 2020 dan Tahun Baru 2021.

Doni memaparkan variasi angka kematian antara 46-75 persen. Demikian juga diikuti dengan kasus aktif COVID-19 dari posisi sekitar 70-116 persen.

"Jadi itu sangat tinggi sekali. Setiap habis libur panjang diikuti dengan kenaikan kasus aktif, bertambahnya jumlah pasien di rumah sakit, ruang perawatan ICU dan isolasi lebih dari 80 persen. Bahkan pada periode bulan Januari awal tahun lalu, beberapa provinsi telah mencapai lebih dari 100 persen, sehingga pasien harus dibawa ke luar provinsi," ujar Doni.

Klaim: Mudik dilarang karena kondisi keuangan di perbankan mengkhawatirkan
Rating: Salah/Hoaks

Baca juga: Menhub imbau masyarakat tidak mudik Lebaran lebih awal

Baca juga: Pemerintah antisipasi kepulangan pekerja migran saat larangan mudik

Baca juga: Arus kendaraan Tol Cipali hingga Pantura terpantau lancar

Pewarta: Tim JACX
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2021