Project Director Jasa Marga Tollroad Command Center (JMTC) Raddy R Lukman mengatakan kegiatan uji coba highway sky patrol akan mendukung pemantauan pergerakan lalu lintas di jalan tol pada masa libur Idul Fitri 1442 H tanggal 5-6 Mei 2021 dan 16-17 Mei 2021. Jasa Marga bekerjasama dengan Indonesia Flying Club (IFC) yang merupakan organisasi perkumpulan kedirgantaraan berbadan hukum yang memiliki SIKAU/BN dan pemegang Operating Certificate OC-91 yang dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan.
“Rute patroli udara akan dimulai dari Jakarta hingga Cirebon menggunakan Pesawat Cessna 172P. Rute ini akan memantau beberapa titik potensi kepadatan, antara lain Simpang Susun Cikunir - Cikarang Barat Km 31 – Gerbang Tol Cikampek Utama – GT Palimanan. Di saat yang bersamaan Pesawat Cessna 152 akan berpatroli dari Cirebon hingga Solo dengan pantauan titik potensi kepadatan di GT Ciperna Utama – GT Kalikangkung – GT Banyumanik – GT Sragen,” ujar Raddy dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Jasa Marga catat penurunan lalu lintas jelang pelarangan mudik
Dalam kegiatan highway sky patrol ini, IFC akan menggunakan dua buah pesawat terbang latih jenis Cessna yaitu Pesawat Cessna 152 dengan kapasitas 2 penumpang, dan Pesawat Cessna 172P dengan kapasitas 4 penumpang.
Raddy menambahkan, uji coba kerjasama ini tentu saja akan menambah value dari JMTC sebagai pusat informasi dan pengendali lalu lintas terintegrasi di jalan tol.
Sebelumnya, JMTC telah mengoperasikan berbagai teknologi yang dikembangkan untuk mengintegrasikan informasi dan dibantu pantauan udara melalui drone yang jangkauan pandangnya terbatas. Dengan adanya uji coba kerjasama ini, JMTC sudah bisa memantau secara menyeluruh sehingga informasi yang didapatkan lebih lengkap,” tutupnya.
Baca juga: Proyek kereta cepat, Jasa Marga akan rekayasa lalin di Tol Moh. Toha
Presiden IFC Sigit Samsu sangat mengapresiasi kerja sama yang baru kali ini diadakan oleh Jasa Marga dan IFC. Ia yakin, IFC mumpuni dan berpengalaman karena dalam melakukan untuk kegiatan patroli udara dengan jarak jauh pastinya melibatkan banyak instansi terutama perihal perizinan untuk kegiatan dimaksud yang sudah diantisipasi sebelumnya.
“Secara teknis, pesawat akan memantau kegiatan di seluruh ruas yang sudah ditentukan dengan ketinggian 500 sampai 1.000 kaki, dan akan memberikan laporan dalam bentuk pandangan mata dan live streaming video dengan perkiraan waktu penyampaian informasi hanya delay 2 menit saja. Jadi lebih cepat ketimbang menggunakan drone yang akomodasi ke lokasinya masih menggunakan jalur darat,” kata Sigit.
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021