Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyanggupi permintaan para nelayan untuk dilakukannya pengerukan dan peninggian lampu haluan di pelabuhan di Brondong, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
Dalam kunjungannya ke Pusat Pemasaran dan Distribusi Ikan (PPDI), Kabupaten Lamongan, Kamis, Presiden Jokowi awalnya mendapat kabar bahwa produksi perikanan yang dihasilkan para nelayan berjalan normal. Namun Jokowi mendengar bahwa nelayan mengeluh karena air laut yang semakin dangkal di pelabuhan.
“Bahwa kondisi nelayan di sini tidak ada masalah, dan bisa melaut seperti biasanya, normal. Hasilnya juga normal. Tetapi tadi ada keluhan mengenai pendangkalan di pelabuhan, di dua lokasi yang dimintakan untuk dikeruk dan saya sudah sampaikan,” ujar Presiden.
Dalam 2-3 bulan, kata Presiden, akan dilakukan pengerukan di sekitar pelabuhan. Kemudian, nelayan juga meminta peninggian lampu haluan di pelabuhan.
“Sudah saya sanggupi dan kita harapkan beberapa perbaikan tadi nanti bisa meningkatkan perbaikan kesejahteraan nelayan karena mau berlabuh, mau bongkar, lebih mudah,” ujar Presiden.
Selepas dari PPDI Brondong, Presiden dijadwalkan untuk meninjau pabrik pengolahan makanan laut yang menjalankan ekspor hasil olahan ke mancanegara.
Setelah itu, Kepala Negara akan bergerak menuju Kota Surabaya untuk mengunjungi fasilitas pengolahan sampah menjadi energi listrik (PSEL) yang berada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo, Kota Surabaya. Fasilitas yang akan menjadi percontohan bagi pengembangan pengelolaan sampah menjadi energi listrik di daerah-daerah lainnya tersebut akan diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo.
Baca juga: Dialog menarik Presiden Jokowi dengan nelayan-pedagang Maluku Tengah
Baca juga: Nelayan Aceh: Terima kasih bapak Jokowi
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021