Pasalnya, pemerintah Inggris saat ini menerapkan larangan terbang ke Turki karena tingginya risiko paparan COVID-19 di negaranya Recep Tayyip Erdogan itu.
Beberapa pekan terakhir Turki berada di peringkat keempat kasus harian COVID-19, yang membuat pemerintah setempat memberlakukan lockdown nasional hingga 17 Mei, demikian Reuters, Kamis.
Langkah tersebut cukup mampu meredam kasus COVID-19 harian menjadi di bawah 27 ribu pada Rabu (5/5), separuh lebih sedikit dari angka puncak di atas 63 ribu per hari pada pertengahan April.
Baca juga: UEFA bersikeras tetap gelar final Liga Champions di Istanbul
Dari pihak pemerintah Turki, tidak ada aturan yang bakal menyulitkan kedatangan suporter asal Inggris ke sana, setelah penghapusan syarat memiliki hasil negatif tes COVID-19 bagi warga Inggris yang memasuki Turki sejak 15 Mei.
Namun, regulasi pemerintah Inggris mungkin akan menghalangi keberangkatan para suporter ke Turki, sebab berlaku pembatasan kecuali perjalanan-perjalanan penting.
Pihak UEFA sepekan yang lalu sudah menegaskan ulang keyakinan mereka bahwa final Liga Champions musim ini akan tetap bisa diselenggarakan di Istanbul, dengan pembatasan jumlah penonton.
Sementara itu dari kalangan dalam negeri Inggris, dengan terjadinya All-English final di Liga Champions, mulai muncul desakan agar pertandingan dimainkan di Inggris saja agar suporter lokal tidak kesulitan menghadiri langsung.
Baca juga: Sisihkan Real, Chelsea ciptakan All-English Final ketiga Champions
Baca juga: Kalahkan 10 pemain PSG lagi, City capai final Liga Champions perdana
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2021