Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Tabalong menyatakan hasil penelitian kandungan merkuri Sungai Tabalong mencapai 0,1 per milimeter kubik, padahal seharusnya kandungan merkuri adalah nol.
Meski tingkat pencemaran merkuri di Sungai Tabalong masih di bawah batas toleransi yakni 0,4 per milimeter kubik, namun dikhawatirkan kandungannya bakal meningkat jika kegiatan penambangan emas di daerah hulu Sungai Tabalong masih marak.
Menurut Muchtar SKm, Kabid Pengendalian Pencemaran Lingkungan Bapedalda Tabalong, selain disebabkan kegiatan penambangan emas di daerah atas (hulu sungai), masuknya merkuri di Sungai Tabalong juga dipicu dengan banyaknya penggunaan kosmetik yang kandungan merkurinya cukup tinggi.
"Selain dampak dari penambangan emas di daerah hulu sungai, masuknya merkuri ke Sungai Tabalong juga disebabkan penggunaan kosmetik yang mengandung merkuri," jelas Muchtar.
Kegiatan penambangan emas, berdasarkan hasil pendataan Bapedalda Tabalong tersebar di Kecamatan Bintang Ara seperti Desa Dambung, Desa Panaan, Desa Hegar Manah dan di sekitar Sungai Misim, anak Sungai Tabalong.
Walau kegiatan penambangan emas di sana hanya bersifat musiman, namun dampaknya tetap mengancam kualitas air Sungai Tabalong.
"Penambangam emas yang dilakukan memang biasanya musiman namun dampaknya tetap mengganggu kualitas air sungai Tabalong," ujar Muchtar.
Kalangan lembaga swadaya masyarakat (LSM) pun meminta, agar Pemerintah Daerah segera menertibkan penambangan emas ilegal yang marak di wilayah Utara Tabalong.
Seperti dilontarkan Erwan Susandi dari LSM Langsat, selama ini pengawasan dan penertiban dari Pemerintah daerah terhadap penambang liar masih kurang, tak heran jika sekarang jumlah penambang liar makin banyak.
"Perlu tindakan tegas dari pemerintah daerah untuk menertibkan penambangan liar mengingat dampaknya justru bisa merugikan orang banyak, seperti sekarang kita lihat air sungai Tabalong makin keruh dan bahaya merkuri yang mengancam kita semua," demkian Erwan.
(ANT/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010