• Beranda
  • Berita
  • Scarlett Johansson desak industri Hollywood mundur dari HFPA

Scarlett Johansson desak industri Hollywood mundur dari HFPA

9 Mei 2021 08:13 WIB
Scarlett Johansson desak industri Hollywood mundur dari HFPA
Scarlett Johansson berpose di karpet merah selama kedatangan Oscar di Academy Awards ke-92 di Hollywood, Los Angeles, California, AS. ANTARA/REUTERS / Mike Blake/pri.
Scarlett Johansson secara lantang menyuarakan keresahannya dan mendesak pelaku industri hiburan di Hollywood untuk mundur dan menentang Hollywood Foreign Press Association (HFPA) hingga asosiasi itu melakukan reformasi yang lebih substansial.

Selain Scarlett, beberapa pelaku industri lainnya di Hollywood juga mengeluarkan pernyataan yang senada di antaranya Amazon Studios, Netflix, dan Time's Up menentang rencana reformasi HFPA yang terbaru.

Melansir Variety, Minggu, beberapa kebijakan yang terdapat dalam rencana reformasi HFPA di antaranya menimbang ulang menambahkan anggota dengan kulit berwarna, hingga pembatasan pemberian hadiah ataupun pembayaran untuk anggota yang bekerja pada komite HFPA.

Baca juga: Chloe Zhao, wanita Asia pertama yang menangi piala utama DGA

Baca juga: Satu "goody bag" Oscar 2021 dilansir bernilai Rp2,9 miliar


Scarlett pun membeberkan ia sering menarik diri dari konferensi pers yang dilakukan oleh HFPA karena kerap diberikan pertanyaan yang seksis, oleh karena itu, ia mengajak industri hiburan untuk menarik diri bekerjasama dengan HFPA hingga ada reformasi yang baik di asosiasi itu.

"Sebagai aktor yang mempromosikan filmnya, salah satu kegiatan yang dinantikan tentu wawancara bersama wartawan dan juga menghadiri ajang oenghargaan. Tapi di masa lalu ini artinya kita (aktor) harus melalui semua itu menghadapi pertanyaan hingga komentar seksis para anggota HFPA yang juga hampir terhitung ke arah kekerasan seksual. Inilah alasan saya untuk waktu yang lama menolak ikut wawancara dalam konfetrnsi pers mereka," kata Scarlett dengan tegas.

Ia pun merasa geram karena standar itu akhirnya harus diterima oleh industri Hollywood dalam waktu yang lama.

Maka dari itu, menurutnya dengan semakin banyaknya hal aneh di HFPA ini merupakan momen yang tepat untuk aktor dan industri menarik diri dari kerjasama bersama asosiasi itu.

"Jika tidak ada perubahan fundamental dari dalam organisasi itu, saya percaya bahwa inilah saat yang tepat menarik diri dari HFPA dan memfokuskan serta menguatkan kesatuan industri kita menjadi lebih utuh," kata Scarlett.

Sementara itu, Amazon Studios yang juga menentang HFPA menyebutkan mereka sangat berharap adanya perubahan yang signifikan dari HFPA jika ingin bekerja sama melaksanakan Golden Globe setiap tahunnya.

"Kami sudah tidak lagi bekerja dengan HFPA sejak isu ini meningkat. Seperti para pelaku industri lainnya kami tentu menunggu resolusi yang signifikan sebelum melanjutkan untuk maju bersama lagi," kata juru bicara Amazon Studios.

Sebelumnya, pada Jumat (7/5) lebih dari 100 orang yang bergerak di bidang publisis menyampaikan kritiknya tentang HFPA.

Mereka pun menarik diri untuk musim penghargaan di 2022 yang melibatkan HFPA jika organisasi itu tidak melakukan perubahan mendasar terutama dengan kebijakan baru yang tidak mendukung keragaman dan perbedaan.

Masalah HFPa muncul pada Februari 2021, setelah LA Times mengungkapkan investigasi dalam dua dekade terakhir tidak ada satu pun anggota HFPA yang berkulit hitam.

Investigasi itu pun mengungkapkan organisasi telah membayar sejumlah besar uang kepada anggota untuk bertugas di komite dan menerima perjalanan sampah yang mewah.

Lalu pada April 2021, HFPA kembali menimbulkan kontroversi ketika terungkap bahwa pimpinannya kala itu Phil Berk, telah mengirim email kepada anggota yang menyebut Black Lives Matter sebagai "gerakan kebencian" yang akhirnya berujung pada pencopotan Phil Berk dari HFPA.

Baca juga: Noel Clarke diduga lakukan kekerasan seksual di set "Doctor Who"

Baca juga: SM Entertaintment siapkan ajang pencarian grup K-pop di Amerika

Baca juga: Aktris pemenang Oscar Olympia Dukakis meninggal dunia

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021