• Beranda
  • Berita
  • Menkes: Negara Islam Perlu Bergabung Buat Vaksin Halal

Menkes: Negara Islam Perlu Bergabung Buat Vaksin Halal

4 Agustus 2010 10:50 WIB
Menkes: Negara Islam Perlu Bergabung Buat Vaksin Halal
Menteri Kesehatan, Endang Rahayu Sedyaningsih (ANTARA/Agus Bebeng)
Bandung (ANTARA News ) - Menteri Kesehatan RI, Endang Rahayu Sedyaningsih, menyatakan negara-negara islam perlu bergabung untuk membuat vaksin yang halal.

"Saya rasa sangat perlu, untuk negara-negara Islam bergabung untuk membuat dan produksi vaksin yang halal sendiri," kata Endang Rahayu Sedyaningsih, di Hotel Horison Bandung, Rabu.

Pihaknya menyatakan dukungan atas dilaksanakannya konferensi internasional yang membahas pengembangan industri vaksin di negara Islam, yang diikuti oleh 14 negara Islam di Hotel Hyatt Regency, Bandung, pada 6 sampai 9 Agustus 2010.

"Bagus sekali adanya kongres tersebut, kami mendukung pelaksanaanya," kata Endang.

Indonesia, menjadi tuan rumah dalam pelaksaan konferensi internasional yang membahas pengembangan industri vaksin di negara Islam, yang diikuti oleh sekitar 14 negara yang tergabung dalam Islamic Development Bank (IDB).

Sekretaris Perusahaan Bio Farma Rahman Roes AN, menyatakan, pembahasan industri vaksin negara Islam ini diharapkan bisa berkomitmen untuk membangun kerjasama di bidang vaksin.

"Kami berharap dengan semangat ini, bisa mendorong sikap kemandirian industri vaksin di negara-negara Islam," ujar Rahman.

Dalam kesempatan tersebut, pihaknya juga menyatakan PT Bio Farma menargetkan dapat memproduksi vaksin sebanyak 1,3 miliar hingga 1,7 miliar dosis pada 2010, kata Sekretaris Perusahaan Rahman Rustan.

"Produksi tahun 2009 lalu meningkat signifikan mencapai 1,2 miliar dosis, permintaan juga meningkat. Tahun 2010 ini ditargetkan produksi bisa mencapai 1,3 miliar hingga 1,7 miliar dosis," kata dia.

Menurut Rahman, sekitar 51 persen produknya adalah vaksin polio, sedangkan sisanya anti tetanus, DPT, vaksun combo, hepatitis dan lainnya. Sekitar 60 persen produk pabrikan vaksin satu-satunya di Asia Tenggara itu diekspor, dan sisanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Pewarta: Bambang
Editor: Imansyah
Copyright © ANTARA 2010