Anggota Komisi IV DPR RI yang membidangi lingkungan hidup Daniel Johan meminta pihak eksekutif segera merespons dengan tegas terkait rencana Jepang yang akan membuang limbah nuklir ke laut.Bahaya ini, harus serius direspons pemerintah....
"Bahaya ini, harus serius direspons pemerintah dan langsung melayangkan nota protes keberatan," kata Daniel melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.
Pemerintah Jepang telah menyetujui rencana pembuangan lebih dari satu juta ton air limbah Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima ke laut. Hal tersebut mendapat kritik keras dari berbagai pihak, bahkan penolakan kalangan nelayan Jepang sendiri.
Sejumlah negara pun mengecam rencana Jepang tersebut, seperti yang ditunjukkan oleh China dan Korea Selatan.
Jika rencana Jepang tersebut dilakukan, politisi dari PKB tersebut khawatir ikan-ikan dan makhluk hidup lainnya akan tercemar limbah nuklir dan membahayakan masyarakat.
"Nanti ikan-ikan tangkapan sumber pangan yang dikonsumsi bisa tercemar dan membahayakan kesehatan masyarakat," ujar Daniel.
Rencana Jepang mendapat dukungan dari IAEA atau Badan Tenaga Atom Internasional yang mengatakan pelepasan tersebut mirip proses pembuangan air limbah dari PLTN di tempat lain di dunia. Air yang mengandung tritium sebenarnya secara rutin dilepaskan dari pembangkit nuklir di seluruh dunia.
Air itu tidak mengeluarkan energi yang cukup untuk menembus kulit manusia dan dianggap relatif tidak berbahaya.
PLTN Fukushima adalah reaktor nuklir yang mengalami kerusakan akibat gempa dan tsunami pada 2011.
Limbah cair lebih dari satu juta ton tersebut berasal dari air pendingin reaktor, air hujan dan tanah yang merembes setiap hari serta hanya menyisakan tritium, isotop radioaktif hidrogen yang sulit dipisahkan dari air.
Terkait polemik tersebut Indonesia juga diharapkan mengambil tindakan antisipasi akan adanya efek dari pembuangan air limbah nuklir.
Baca juga: Nelayan Korsel protes rencana Jepang buang air Fukushima ke laut
Baca juga: Indonesia perlu kaji rencana pembuangan limbah nuklir Jepang
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021