Komentar Presiden Moon, dalam pidatonya yang menandai tahun keempat masa kepresidenannya, disampaikan menjelang pertemuan tingkat tinggi pertamanya dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Washington pada 21 Mei.
Presiden Korea Selatan diperkirakan akan mendorong Amerika Serikat untuk menjalin keterikatan dengan Korea Utara, meskipun Biden menunjukkan sedikit minat untuk menjadikan Korea Utara sebagai prioritas utama AS.
Pemerintahan Biden mengatakan tawarannya ke Pyongyang belum dijawab.
Selain itu, pemerintah AS baru-baru ini menyelesaikan tinjauan kebijakan yang menyerukan pendekatan "praktis" dalam menggunakan diplomasi untuk menemukan tujuan yang dapat dicapai untuk akhirnya membujuk Korea Utara menyerahkan senjata nuklirnya.
Namun, Biden tidak menunjukkan tanda-tanda akan mencabut sanksi terhadap Korea Utara, dan hal itu telah menghambat upaya Presiden Moon untuk meluncurkan proyek ekonomi dan pariwisata dengan Korea Utara.
Gedung Putih juga belum menunjuk utusan khusus untuk menangani masalah tersebut.
Moon telah menjadikan keterlibatan dengan Korea Utara sebagai sebuah proyek prioritas dan tampak membuat kemajuan pada 2018 di tengah pertemuan tingkat tinggi dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
Akan tetapi, ketika Moon memasuki tahun terakhirnya sebagai presiden Korsel, Pyongyang hanya menunjukkan sedikit tanda-tanda minat untuk pembicaraan damai.
Dalam pidatonya, Moon mengatakan bahwa dia tidak akan menjadi tidak sabar selama tahun terakhirnya, tetapi dia akan melakukan semua yang dia bisa untuk kembali ke hari-hari saat kedua Korea saling terlibat.
"Jika ada kesempatan untuk memutar kembali waktu untuk perdamaian dan memajukan proses perdamaian di semenanjung Korea, saya akan melakukan segala upaya," katanya.
"Kami menantikan tanggapan Korea Utara," ujar Moon.
Sumber: Reuters
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021