"Harus didukung karena bendungan ini sebagai upaya pengendalian banjir, kita berharap agar pembangunannya cepat selesai, mudah-mudahan Juli mendatang sudah rampung," ungkapnya di Cibinong, Bogor, Senin (10/5).
Ia ingin pengerjaan dua bendungan raksasa itu lebih cepat dari target semula pada Oktober dan Desember 2021, sehingga pengendalian banjir dari Sungai Ciliwung tahun 2021 diharapkan bisa terlaksana.
Ade Yasin menyebugkan, pembangunan kedua bendungan itu merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional Nomor 152, sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 56 Tahun 2018 dan terakhir diubah dengan Perpres Nomor 109 Tahun 2020.
Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi merupakan sister dam bendungan kering atau dry dam yang pertama kali dibangun di Indonesia.
Berbeda dengan bendungan pada umumnya, bendungan ini difungsikan sebagai penahan air atau pengendali banjir Jakarta. Dibangun tanpa turbin atau pintu air, bendungan baru akan digenangi air pada musim hujan dan kering selama musim kemarau.
Mengacu pada data rekapitulasi debit banjir periode ulang 50 tahunan, setelah pembangunan selesai kedua bendungan akan mampu mereduksi banjir sebesar 11,9 persen. Secara total, kapasitas tampung air adalah 7,73 juta meter kubik dan luas genangan 44,63 hektare sehingga diharapkan dapat mengurangi banjir hingga 127,22 meter kubik per detik.
Proyek bendungan ini dikelola oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung-Cisadane dan dibangun oleh PT Brantas Abipraya bersama PT Sacna sejak Desember 2016 dan masih dalam proses pembangunan.
Baca juga: PUPR kembangkan konsep taman ekowisata di Bendungan Sukamahi Bogor
Baca juga: Bendungan Ciawi dan Sukamahi bisa digunakan tahun depan
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021