Bom di pinggir jalan itu meledak pada Minggu menjelang tengah malam (9/5) di provinsi selatan Zabul, kata juru bicara gubernur provinsi itu, Gul Islam Sial.
Wanita dan anak-anak termasuk di antara para korban luka, katanya. Seorang juru bicara kementerian dalam negeri Afghanistan menyebutkan 28 orang terluka.
Pada Senin pagi, sebuah ledakan menghantam sebuah minibus di provinsi Parwan, tepat di utara ibu kota Kabul. Ledakan itu menewaskan dua orang dan melukai sembilan lainnya, kata Kementerian Dalam Negeri.
Ledakan bom di bus itu merupakan yang terbaru dari serangkaian ledakan mematikan yang terjadi ketika pasukan asing ditarik dari Afghanistan.
Sejauh ini belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan ledakan bom itu. Kelompok Taliban pun tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Kekerasan meningkat tajam dalam beberapa pekan terakhir setelah Amerika Serikat mengumumkan akan menarik semua pasukan tentaranya pada 11 September tahun ini, yakni 20 tahun setelah serangan al Qaeda di Amerika Serikat memicu intervensi yang dipimpin AS di Afghanistan.
Taliban mengumumkan pada Minggu malam bahwa mereka akan mengumumkan gencatan senjata selama tiga hari selama hari raya Idul Fitri akhir pekan ini.
Deklarasi gencatan senjata itu disampaikan dua hari setelah pemboman di luar sebuah sekolah di Kabul yang menewaskan 68 orang, di mana sebagian besar korbannya adalah siswa perempuan. Serangan bom di sekolah itu melukai lebih dari 165 orang.
Sumber: Reuters
Baca juga: Indonesia kutuk pemboman sebuah sekolah di Afghanistan
Baca juga: Korban ledakan di sekolah Afghanistan bertambah jadi 58
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2021