"Varian baru virus corona tersebut diderita satu orang di Kotim. Kalau tidak salah seorang tenaga kesehatan. Orang tersebut sedang menjalani isolasi. Sebenarnya ada satu orang pada Maret lalu dan sudah sembuh, dan ini informasinya ada satu orang lagi yang kena virus varian baru ini," kata Bupati Kotawaringin Timur Halikinnor di Sampit, Senin.
Informasi itu disampaikan Halikinnor saat pelantikan Penjabat Sekretaris Daerah Fajrurrahman. Informasi tersebut cukup mengagetkan peserta yang hadir karena dinilai menjadi kabar buruk di tengah kasus COVID-19 di Kotawaringin Timur yang terus meningkat.
Halikinnor meminta Satuan Tugas Penanganan COVID-19 melakukan pelacakan secara teliti. Langkah cepat harus dilakukan untuk mencegah meluasnya penyebaran COVID-19 dan virus varian baru tersebut.
Baca juga: Tiga mutasi virus COVID-19 terkonsentrasi di Sumsel dan Kalimantan
Baca juga: Tiga mutasi virus COVID-19 banyak ditemukan di Sumsel dan Kalimantan
Masyarakat diimbau tidak panik, namun diminta meningkatkan kewaspadaan. Penerapan protokol kesehatan secara disiplin dan ketat menjadi hal wajib yang harus dilakukan agar terhindar dari penularan Corona.
Ditemukannya varian baru virus Corona yaitu B1617 harus menjadi perhatian serius bersama. Jangan sampai virus yang penularannya tidak terkendali di India tersebut tidak sampai merebak dan meluas di Kotawaringin Timur.
"Varian baru virus corona ini diketahui penularannya sangat cepat. Makanya ini harus menjadi perhatian serius kita bersama agar jangan sampai bertambah parah. Pelacakan harus dilakukan secara masif," ucap Halikinnor.
Dia meminta kesadaran seluruh masyarakat untuk membantu penanganan COVID-19. Masyarakat wajib menerapkan protokol kesehatan untuk melindungi diri sendiri dan orang lain agar tidak tertular virus mematikan tersebut.
Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Fahrizal Fitri yang hadir dalam acara tersebut mengatakan, varian baru virus corona yaitu B1617 ditemukan di Jakarta, Palembang dan Kalimantan Tengah. Dia meminta pemerintah kabupaten dan semua pihak bersama-sama bekerja keras mengatasi ini.
"Menangani virus COVID-19 saja kita belum tuntas, sekarang muncul lagi virus varian baru borona. Ini tugas kita bersama untuk menanganinya," kata Fahrizal.
Dia menyoroti pelaksanaan ibadah di Sampit yang menurutnya mengabaikan protokol kesehatan, Khususnya dalam hal pengaturan jarak. Dia mengaku prihatin karena hal itu sangat rawan memicu penularan COVID-19.
"Saya shalat di sebuah masjid di Sampit. Saya melihat tidak ada pengaturan jarak. Ketika saya tanyakan, mereka menjawab memang tidak ada pengaturan jarak. Kalau mau mengatur jarak malah disuruh shalat sendiri. Ini perlu diberikan pemahaman. Pengaturan jarak ini untuk menghindari penularan karena COVID-19 ini tidak kelihatan," demikian Fahrizal.*
Baca juga: Plt. Direktur RSUD Sampit meninggal dunia karena COVID-19
Baca juga: Seorang pasien COVID-19 di RSUD Murjani Sampit jebol kamar perawatan
Pewarta: Kasriadi/Norjani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021